TEMPO.CO, Yerusalem - Polisi Israel, Minggu, 18 Oktober 2015, mulai mendirikan tembok di Yerusalem timur demi melindungi keamanan warga Yahudi dari lemparan bom api dan batu dari perkampungan Palestina yang berdekatan.
Tembok tersebut secara efektif akan memisahkan wilayah Palestina, Jabel Mukaber, dan daerah pendudukan yang didiami warga Yahudi, Armon Hanatziv. Upaya mendirikan tembok ini mendapat kritik dari kelompok oposisi pemerintah Israel.
Wali Kota Yerusalem, dalam keterangannya kepada media, mengatakan tembok ini akan menutup kawasan sepanjang 300 meter. "Tembok ini berdiri di kawasan yang menjadi pusat pelemparan batu dan bom api terhadap rumah serta mobil warga Yahudi."
Jabel Mukaber merupakan sumber gelombang kekerasan yang berlangsung dalam beberapa hari terakhir ini yang menyebabkan 42 warga Palestina dan tujuh orang Israel tewas. Insiden mematikan itu menimbulkan ketakutan akan munculnya pemberontakan warga Palestina.
Tiga penduduk Desa Jabel Mukaber membunuh tiga warga Israel dalam sebuah serangan di dua tempat terpisah di Yerusalem, sebelum tewas dibedil petugas keamanan Israel, Selasa, 13 Oktober 2015.
Pada Sabtu, 16 Oktober 2015, seorang pemuda Palestina berusia 16 tahun tewas ditembak polisi Israel setelah menusuk polisi perbatasan di pos penjagaan dekat Jabel Mukaber.
Tembok baru tersebut akan mengabungkan sejumlah pos penjagaan yang didirikan dalam beberapa hari ini di beberapa sektor wilayah Palestina di Yerusalem timur, termasuk Jabel Mukaber.
Persatuan Zionis, partai kiri tengah yang memimpin oposisi terhadap pemerintahan koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengkritik pendirian tembok baru tersebut. "Mulai hari ini, Netanyahu secara resmi membagi Yerusalem," ucap Persatuan Zionis, dalam sebuah pernyataan. "Netanyahu tak sanggup menjaga keselamatan warga Israel dan menyatukan Yerusalem."
Israel menganggap Yerusalem, yang dikuasai sepenuhnya sejak Israel memenangi perang enam hari pada 1967, adalah kota bersejarah dan ibu kota yang tak bisa dibagi-bagi. Sementara itu, bagi Palestina, Yerusalem merupakan kota yang diduduki Israel dan ingin menjadi sebuah negara berdaulat yang beribu kota di sana.
AFP | CHOIRUL AMINUDDIN