TEMPO.CO, Yerusalem - Petugas keamanan Israel menerapkan aturan ketat membatasi warga Palestina memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa di daerah pendudukan Yerusalem Timur, menyusul berbagai serangan melawan warga Israel.
Pembatasan itu antara lain hanya orang-orang berusia 45 tahun ke atas yang diizinkan menunaikan salat Jumat di masjid dan memasuki kompleks Al-Aqsa. Untuk menerapkan aturan tersebut, Israel meningkatkan penjagaan dan memasang alat deteksi logam di beberapa pintu masuk Kota Tua Yerusalem. Selain itu, Israel mengerahkan ribuan polisi di sudut-sudut kota.
"Polisi telah membatasi ketat umat muslim menjalankan salat Jumat dan menempatkan deteksi logam serta memperketat penjagaan di Kota Tua," kata juru bicara kepolisian, Micky Rosenfeld, kepada media lokal.
Pengetatan penjagaan ini diterapkan sehari setelah sedikitnya delapan warga Israel luka-luka setelah mendapat serangan di berbagai lokasi. Sebelumnya, pada Kamis, 8 Oktober 2015, mahasiswa Israael mengalami cedera setelah ditusuk pada bagian atas badannya.
Beberapa jam setelah serangan dengan belati di Tel Aviv yang menyebabkan empat orang cedera, termasuk seorang tentara Israel, diduga seorang Palestina tewas ditembak di tempat. Dia diidentifikasi bernama Thaer Abu Ghazaleh, 25 tahun. Empat warga Israel tewas diserang warga Palestina sejak Oktober 2015.
ALJAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN