TEMPO.CO, Kunduz –Angka korban tewas akibat serangan udara pasukan Amerika Serikat di Afganistan yang mengenai sebuah rumah sakit yang dioperasikan organisasi medis, Dokter Lintas Batas (MSF), pada Sabtu, 3 Oktober 2015 meningkat menjadi 9 orang dan melukai 37 lainnya. Sebelumnya MSF melansir korban tewas tiga orang dan 30 lainnya belum ditemukan.
"Ini adalah tragedi mengerikan," kata Jean-Nicolas Marti, kepala Palang merah Internasional (ICRC) di Afghanistan. "Serangan tersebut melemahkan kapasitas organisasi kemanusiaan untuk membantu rakyat Afghanistan pada saat mereka membutuhkan ."
"Dengan kesedihan yang mendalam kami mengkonfirmasi sejauh ini terdapat sembilan staf meninggal dunia akibat pengeboman ... 37 orang terluka serius ... Serta masih banyak pasien dan staf yang masih belum ditemukan."
Baca juga:
Pengemudi Go-Jek Dicegat di UI Depok, lalu Dipukuli
Kasus Bambang Widjojanto, Jokowi Pertimbangkan Terbitkan SP3
Di rumah sakit yang terkena bom tersebut dilaporkan bahwa salah satu dinding bangunan telah runtuh, hamburan fragmen kaca dan kusen pintu kayu, dan tiga kamar yang terbakar.
"Asap hitam tebal terlihat membubung dari beberapa kamar," kata kata Saad Mukhtar, direktur kesehatan masyarakat di Kunduz setelah kunjungan ke rumah sakit. "Pertempuran masih berlangsung, jadi kami harus pergi."
Banyak pasien dan staf masih hilang setelah serangan yang terjadi pada saat hampir 200 pasien dan karyawan berada di rumah sakit satu-satunya di wilayah itu yang dapat menangani luka berat.
Koalisi Amerika Serikat mengakui pihaknya melakukan serangan udara pada Sabtu pagi 3 Oktober 2015, pukul 02.00, waktu setempat, sebagai respons atas ancaman terhadap mereka.
REUTERS|YON DEMA