TEMPO.CO, Jakarta - Suwandi Ahmad, aktivis Yayasan Air Putih, mengatakan petugas haji Indonesia sejak pagi mengimbau jemaah haji Indonesia untuk menunda lontar jumroh. Suwandi mengabarkan dia sempat berada di terowongan sebelum musibah terjadi.
“Kondisi kami baik-baik saja, meski sempat berada dalam terowongan sebelum musibah,” kata dia dalam pesan yang diterima Tempo, Kamis, 24 September 2015.
Baca:
TRAGEDI MINA: Ini Dugaan Penyebab Aksi Saling Desak & Injak
TRAGEDI MINA: Sekelompok Jemaah Tiba-tiba Berhenti, Lalu...
Suwandi bercerita bahwa jalur Mina, lokasi yang jadi tempat insiden bukan jalur yang biasa dilalui jemaah Indonesia. Jemaah Indonesia, katanya, lebih sering melalui terowongan Muaisim. “Yang melaluinya sering jemaah dari Mesir dan Afrika,” katanya.
Ia mengatakan juga bahwa kondisi cuaca pada saat kejadian di Mina sedang kurang baik. “Suhu saat itu ekstrem,” katanya.
Sebelumnya, terjadi insiden terinjak-injaknya jemaah haji yang mengakibatkan, sejauh ini 310 orang meninggal dunia dan 400 orang lainnya luka-luka. Petugas haji Indonesia masih memastikan ada-tidaknya jemaah Indonesia yang menjadi korban dalam insiden tersebut.
ARKHELAUS WISNU