Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Junta Militer Thailand Menahan Jurnalis The Nation

image-gnews
Pravit Rojanaphruk. Getty Images
Pravit Rojanaphruk. Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Thailand menahan Pravit Rojanaphruk, wartawan senior dan kolumnis The Nation. Thepchai Yong, Pemimpin Redaksi surat kabar berbahasa Inggris The Nation, mengatakan pemerintahnya tak punya alasan untuk menahan Pravit Rojanaphruk.

"Kalau militer yakin dia berbuat sesuatu yang salah, ada mekanisme yang normal dan resmi untuk melakukannya," kata Thepchai, seperti dilansir The Guardian, Senin, 14 September 2015.

Ia menambahkan, perusahaannya tak menerima surat apa pun secara resmi mengenai penangkapan Pravit, juga detail penjelasan dari pemerintah ihwal tempat kolumnis itu ditahan. "Kami melihat hal ini sebagai ancaman bagi kebebasan pers," ucapnya.

Kolonel Winthai Suvaree, juru bicara junta militer, mengatakan bahwa Pravit berada di tahanan militer. Menurut dia, berapa lama penahanan Pravit bergantung pada bagaimana dia bekerja sama dengan otoritas.

Pravit, yang pernah menerima beasiswa Chevening untuk belajar di Universitas Oxford, adalah figur yang dikenal sebagai pejuang kebebasan berpendapat di negaranya. Pravit tak hanya mengkritik junta militer yang mengambil alih melalui kudeta pada tahun lalu. Ia juga mengkritik pemerintah sebelumnya yang terpilih melalui pemilu.

Pravit pernah ditahan sebelumnya oleh junta militer pada 2014. Para pengacara yang bergabung dalam kelompok hak asasi manusia Thailand yang menemani Pravit kala “dipanggil” menjelaskan pria itu dipanggil dengan attitude adjustment. Menurut mereka, ini semacam program yang digunakan pemerintah untuk menangkapi para pembangkang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat dipanggil junta militer pada Minggu, 13 September 2015, Pravit juga sempat mengunggah status pada akun Twitter-nya sekitar pukul 14.00 waktu setempat. "Freedom can't be maintained if we're not willing to defend it. #Thailand #," cuit Pravit.

Dua hari sebelumnya, pada Jumat, 11 September, Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha juga menahan dua politikus dengan alasan yang sama, yakni attitude adjustment. Dua politikus ini ditahan setelah mengkritik junta dalam mengatasi masalah ekonomi.

Namun Prayuth berkilah menahan orang-orang yang menentang pemerintahannya. “Saya tidak menggunakan hukum itu untuk orang-orang yang melawan saya. Saya hanya menggunakannya kepada orang-orang yang berbuat salah. Anda mengerti?" tuturnya, menjelaskan soal politikus-politikus yang ia “undang”. "Kalau mereka dibiarkan, orang-orang akan mempercayai perkataan mereka."

THE GUARDIAN | NIEKE INDRIETTA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Pesepak bola Timnas Indonesia berlatih menjelang laga lanjutan Piala AFF 2018 melawan Thailand, di Stadion Nasional Rajamangala, Bangkok, Thailand, Jumat, 16 November 2018. Pertandingan tersebut akan digelar di Stadion Rajamanggala, Bangkok, Thailand, Sabtu, 17 November 2018. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.


110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

Suasana saat warga menunggu di tepi jalan di sekitar Grand Palace untuk mengikuti upacara kremasi mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, di Bangkok, Thailand, 24 Oktober 2017. AFP PHOTO
110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.


Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Shinawatra. Guardian.co.uk
Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.


Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Mantan PM Thailand, Yingluck Shinawatra, tersenyum saat menerima media asing di rumahnya di Bangkok, Thailand, 12 Februari 2016. Menurut pengamat, Yingluck dan keluarga Shinawatra akan terlibat pada kampanye Pemilu 2017.  REUTERS/Jorge Silva
Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.


Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Kimlun Jinakul (91) meraih gelar sarjana ekologi manusia di Sukhothai Thammathirat Open University dari Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun. AP Photo
Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat


UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

Raja baru Thailand, Maha Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun berbicara setelah mendapat undangan dari parlemen untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai raja di Bangkok Dusit Palace, Thailand, 1 Desember 2016. Thailand Royal Household Bureau/Handout via REUTERS.
UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.


Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Pusat Kerajaan Thailand/TEMPO/Nico J Tampi
Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.


Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn


FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

Sebuah video menunjukkan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn tengah berjalan bersama seorang wanita. twitter.com
FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.


Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Sodahead.com
Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.