TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian RI Kombes Anton Castilani meminta siapa pun yang merasa kehilangan anggota keluarganya yang diduga menjadi korban kapal karam di perairan Malaysia untuk segera melapor serta memberikan informasi kepada kepolisian daerah setempat.
Sedikitnya 77 orang diduga warga negara Indonesia menjadi korban kapal tenggelam di Sabak Bernam. "Bagi siapa pun yang mengetahui anggota keluarganya belum pulang pada waktu yang ditentukan atau hilang, sebaiknya melapor," kata Anton Castilani di Press Room Humas Polri, Senin, 7 September 2015.
Menurut dia, saat ini proses identifikasi masih berlangsung. Tim Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri akan dikirim langsung ke rumah sakit di Malaysia yang menjadi tempat korban disemayamkan, di antaranya Rumah Sakit Ipoh, Rumah Sakit Sabak Bernam, dan Rumah Sakit Teluk Intan.
Sedangkan operasi yang dilakukan pihak Malaysia melaporkan, total korban sebanyak 77 orang. Korban yang dinyatakan meninggal sebanyak 57 orang, sementara 20 lain selamat.
Sore ini, tim gabungan dari Kemenlu dan DVI Polri akan diberangkatkan, di antaranya 2 ahli forensik, odontologi, ahli DNA, dan 2 ahli sidik jari. Selain itu, data antemortem sangat dibutuhkan dari keluarga untuk mempermudah identifikasi.
"Kendala dalam identifikasi ini, penumpang tidak saling kenal satu sama lain. Jadi mereka tidak tau dengan siapa ia berangkat dan tidak tahu dia duduk di sebelah siapa," ucap Anton.
Semua WNI yang menjadi korban diduga berasal dari tiga wilayah, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Jawa Timur. Untuk mempermudah identifikasi, kepolisian membuka layanan hotline di setiap kepolisian daerah tersebut. Untuk contact person Kemenlu bisa menghubungi Herman dengan nomor 0812 8900 9045.
Untuk informasi dari polda bisa menghubungi drg Onny dengan nomor 081381782827 atau 0813 3330 16164. Atau bisa lewat layanan fax dengan nomor 0318290278. Sedangkan untuk wilayah Sumatera Utara bisa menghubungi drg Jauhari dengan nomor 081361053104 atau 061 42079653.
Dan untuk Aceh bisa menghubungi Soeyoto dengan nomor 0811 5466515 atau 0651 41532. "Kalau sekiranya lokasi polda sangat jauh, bisa hubungi polres terdekat. Informasi dari polres ini nanti akan disampaikan pada polda," ujar Anton.
Informasi yang dikumpulkan akan dijadikan bahan identifikasi perbandingan ke Malaysia, termasuk sampel DNA. Dengan begitu, hasil identifikasi diharapkan bisa lebih cepat tertangani.
Adapun sepuluh jenazah sudah dapat diidentifikasi. Namun identifikasi ini hanya dilakukan berdasarkan pengamatan fisik. "Secara hukum, hasil identifikasi ini belum sah, asih harus melewati proses saintifik lainnya," tutur Anton.
Anton menjelaskan, informasi sementara menyebutkan, dari 57 jenazah yang di temukan di perairan Malaysia, 26 jenazah berjenis kelamin pria, 23 wanita, 1 anak, dan 7 lain belum mendapatkan keterangan.
Kondisi belum bisa disampaikan karena masih menunggu proses identifikasi. Sedangkan pengumpulan antemortem baru dilakukan hari ini. "Informasi sejauh ini sementara berasal korban yang selamat. Jumlah total korban belum jelas. Tidak menutup kemungkinan bisa menembus angka seratus orang yang menjadi korban," kata Anton.
LARISSA HUDA