TEMPO.CO, Kairo - Mesir mengizinkan tokoh Hamas, yang ditahan dua hari lalu di lapangan terbang Kairo karena bermasalah dengan administrasi, untuk kembali ke Gaza. Hal itu disampaikan sumber keamanan kepada media, Rabu, 19 Agustus 2015.
Otoritas Mesir, Senin, 17 Agustus 2015, menghentikan langkah Hassan Asseify, Wakil Menteri Urusan Keagamaan Hamas, ketika kembali dari Arab Saudi menuju Palestina setelah pihak keamanan bandara menganggap ia tak bisa menunjukkan bukti izin masuk ke Mesir.
"Asseify diperbolehkan meninggalkan Mesir menuju Gaza beberapa jam kemudian, menyusul kontak intensif antara pejabat Hamas dan badan keamanan Mesir," ujar sumber keamanan tersebut pada Rabu, 19 Agustus 2015.
Hamas telah lama memiliki hubungan baik dengan Al-Ikhwan al-Muslimun Mesir. Kelompok ini dianggap sebagai organisasi terlarang di Mesir setelah militer mendongkel Presiden Muhammad Mursi dari jabatannya pada Juli 2013.
Pemerintah Mesir menuduh Hamas membantu milisi Islam di padang pasir Sinai, yang berbatasan dengan Gaza, menyerang pasukan keamanan. Namun tudingan tersebut dibantah Hamas.
Ada spekulasi beredar yang menyebutkan hubungan Mesir dengan Hamas mulai membaik menyusul keputusan pengadilan Mesir pada Juni 2015, yakni membatalkan putusan sebelumnya yang memberi label buat Hamas sebagai organisasi teroris.
REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN