TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi menerima kedatangan Secretary of State Takhta Suci Vatikan Y.M. Monsignor Kardinal Pietro Parolin. Pertemuan itu membahas beberapa poin kerja sama antara Indonesia dan Vatikan yang salah satunya terkait dengan dialog antaragama.
"Kita punya banyak alasan untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara dimulai dari dialog antaragama," kata Retno di Gedung Pancasila, Selasa, 11 Agustus 2015.
Retno mengatakan Vatikan adalah simbol Katolik, sementara Indonesia mayoritas pemeluk Islam. Kerja sama dalam hal antaragama, kata Retno, akan memberi contoh yang baik tentang bagaimana perbedaan tidak harus menjadi akar perpecahan. "Perbedaan justru harus disikapi dengan persahabatan," kata Retno.
Vatikan, ucap Retno, juga mengapresiasi Indonesia. "Indonesia dengan ukuran negara sangat besar dan jumlah penduduk banyak mampu mewujudkan keharmonisan berbagai agama."
Selain itu, dua negara juga menyepakati kerja sama dalam bidang pendidikan dan budaya. Saat ini, ada sekitar 1.500 pastur dan biarawati Indonesia yang bekerja di Vatikan. Program pertukaran pelajar juga terus berlangsung antara kedua negara.
Pada 2016 nanti, kerja sama radio Indonesia dan Vatikan akan dilaksanakan. "Radio akan menyiarkan perayaan Paskah di Flores," kata Retno.
Kardinal Pietro Parolin menyampaikan apresiasinya karena diterima dengan baik di Indonesia. "Saya juga menyampaikan salam dari Paus untuk seluruh rakyat Indonesia," ujar Parolin.
Parolin mengatakan Indonesia merupakan contoh yang baik karena pemeluk agama berbeda dapat berdamai, berkolaborasi, dan saling bekerja sama.
MOYANG KASIH DEWIMERDEKA