TEMPO.CO, Kabul - Taliban, Kamis, 30 Juli 2015, menolak berkomentar terhadap sejumlah laporan yang mengabarkan kematian pemimpin mereka, Mullah Omar, termasuk pernyataan pemerintah yang disampaikan kepada media.
Dalam pernyataannya kepada media, Rabu, 29 Juli 2015, pemerintah Afganistan membenarkan rumor bahwa Omar telah meninggal dunia dua tahun lalu di Pakistan karena sakit.
Para pemberontak ini tidak secara resmi membenarkan kabar kematian pemimpin mereka yang tidak pernah tampil di depan publik sejak invasi Amerika Serikat bersama sekutunya pada 2001 untuk menggulingkan pemerintah Taliban di Kabul.
Rumor mengenai kondisi kesehatan dan kematian Omar secara rutin mengemuka beberapa tahun ini. Tetapi kabar yang disampaikan Kabul pada Rabu kemarin menandai untuk pertama kalinya pemerintah Kabul mengonfirmasi rumor kematian tersebut.
Para pejabat Afganistan duduk bersama dengan kader Taliban awal Juli 2015 di Murree, sebuah kota wisata di lembah utara ibu kota Pakisran, Islamabad. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk perundingan angsung guna mengakhiri pemberontakan berdarah yang telah berlangsung lebih dari satu dekade.
Mereka sepakat akan bertemu kembali dalam beberapa pekan mendatang. Namun para komandan perang di lapangan mempertanyakan legitimasi juru runding Taliban. Saat ini Taliban masih menguasai sebuah distrik di selatan Provinsi Helmand yang pernah menjadi basis pertahanan pasukan asing.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN