TEMPO.CO, KAIRO - Sebuah bom mobil meledak di depan kantor konsulat Italia di Kairo, Mesir, Sabtu, 11 Juli 2015. Ledakan tersebut menewaskan satu orang, melukai sedikitnya 10 warga lainnya, serta merusak bangunan itu. Serangan terhadap kedutaan Italia ini yang pertama terjadi terhadap perwakilan negara asing sejak militer Mesir menggulingkan kepemimpinan Muhammad Mursi dari kursi presiden dua tahun silam.
Seorang pejabat keamanan menuturkan kepada Reuters bahwa ledakan dasyat yang terjadi di pusat kota Kairo itu berasal dari sebuah bom mobil. Kantor berita Mesir, MENA, mengutip sumber pejabat keamanan yang mengatakan penyelidikan sementara menunjukkan bom itu diletakkan di bawah mobil yang di parkir dekat gedung dan diledakkan dari jauh.
Hossam Abdel-Ghaffar, pejabat Kementerian Kesehatan Mesir, mengatakan kepada The Associated Press, sedikitnya satu orang tewas dan dua polisi terluka dalam serangan itu. Selain polisi, korban terluka warga yang tengah melintas di wilayah tersebut. Abdel-Ghaffar menyebut korban belum berhasil diidentifikasi karena kondisi jasadnya sangat mengenaskan. Pihak konsulat memastikan tidak ada warga Italia yang tewas maupun terluka dalam serangan itu.
Melalui akun Twitter, Menteri Luar Negeri Italia, Paolo Gentiloni, mengucapkan bela sungkawa kepada para korban. “Italia tidak akan terintimidasi,” demikian Gentiloni bercuit.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada satupun yang bertanggung jawab atas ledakan ini. Namun kecurigaan ditujukan kepada kelompok militan yang melancarkan serangan dalam beberapa pekan terakhir, termasuk yang menewaskan Jaksa Agung Mesir Hisham Barakat pada 29 Juni 2015. Barakat menjadi pejabat tinggi mesir yang tewas dalam serangan kelompok militan di Mesir. Militan telah membunuh ratusan polisi dan tentara semenjak Mursi meningkatkan keamanan pada Juli 2013.
AP | THE NEW YORK TIMES | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI