TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemimpin senior ISIS yang bertugas untuk mengatur serangan bom bunuh diri dan mendapatkan dana serta merekrut pejuang, tewas dalam serangan udara negara koalisi di Suriah.
Juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, mengatakan Tariq Tahar al-Awni al-Harzi, 33 tahun, tewas di Kota Shaddadi di utara Suriah pada 16 Juni 2015.
Selain itu Davis juga menambahkan, saudara Harzi, Ali, yang terlibat dalam serangan di Benghazi pada 2012, juga tewas dalam serangan udara di Irak sehari sebelum Harzi.
Menurut Pentagon, kematian Harzi mempengaruhi kemampuan kelompok ISIS.
"Kematiannya akan mempengaruhi kemampuan IS membawa teroris asing dalam pertempuran di Suriah dan Irak serta menggerakkan anggota dan senjata lintas perbatasan Suriah dan Irak," kata Davis seperti yang dilansir Asia One pada 3 Juli 2015.
Sebelumnya Washington menawarkan uang tunai US$ 3 juta (Rp 39,9 miliar) atas Harzi, seorang warga Tunisia, dan digambarkan sebagai 'raja pembom nekat'. Pada akhir 2013, Harzi adalah tokoh kunci dalam bunuh diri dan pemboman mobil di Irak.
Pentagon mengatakan Harzi "bertanggung jawab untuk memindahkan orang dan material dalam Suriah dan Irak". Tugas Harzi antara lain bagian pengadaan dan pengiriman senjata dari Libya ke Suriah. Merekrut pejuang baru dan mengatur perjalanan.
Dia juga bekerja untuk membantu mengumpulkan dana dari donor. Amerika Serikat mengatakan dana yang didapatkan Harzi termasuk sekitar US$ 2 juta dari fasilitator yang berbasis di Qatar.
ASIA ONE |YON DEMA