TEMPO.CO, Karachi - Pemerintah Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif menetapkan keadaan darurat untuk mengatasi gelombang hawa panas di Provinsi Sindh. Serangan hawa panas ini sudah merenggut nyawa 450 orang hingga Selasa, 23 Juni 2015.
Badan Penanggulangan Bencana Nasional Pakistan (NDMA) mengatakan lembaga itu sudah menerima perintah dari Perdana Menteri untuk segera mengambil tindakan. Tentara juga sudah dikerahkan untuk mendirikan pusat-pusat bantuan serangan hawa panas dan membantu NDMA.
Berita kasus Angeline:
TRAGEDI ANGELINE: Margriet Ungkap Asal Mula Nama Angeline
ANGELINE DIBUNUH: Lubang Itu Disiapkan 3 Pekan Sebelumnya
Hasil Tes: Agus Jujur Soal Jeritan Angeline & Peran Margriet
Banyak korban jiwa dalam serangan hawa panas ini yang merupakan warga usia lanjut dari keluarga miskin. Petugas kesehatan mengatakan kebanyakan korban jiwa berada di kota terbesar di Pakistan, Karachi, yang temperaturnya mencapai 45 derajat Celsius selama beberapa hari belakangan.
Adapun ratusan orang yang terkena dampak serangan hawa panas telah mendapat perawatan di sejumlah rumah sakit pemerintah.
Berita Lain
Cewek ABG Berwajah Nenek-nenek Rayakan Ultah Ke-18
Ajaib, Pria 26 Tahun Ini Belum Puber, Tetap Berwajah Bocah
Penggunaan listrik untuk menyalakan mesin penyejuk ruangan meningkat sejalan dengan melonjaknya keperluan listrik dalam Ramadan. Suhu yang amat panas bukan hal yang tidak biasa di Pakistan, tapi kekurangan listrik pada saat yang bersamaan membuat masalah menjadi lebih buruk.
Sejumlah unjuk rasa sporadis berlangsung di beberapa bagian Karachi. Demonstran menuding pemerintah dan perusahaan listrik kota itu, K-Electric, gagal mencegah jatuhnya korban jiwa gara-gara serangan hawa panas tersebut.
BBC.CO.UK | BC
Berita Menarik Lain
Waspadalah, Tisu Basah Ternyata Berbahaya bagi Kesehatan
Heboh Jin Botak yang Bisa Perkosa dan Bunuh Gadis Ciledug
Sopir Pribadi Prabowo Ditemukan Tewas di Ranjang
Kedah Gempar, Guru Ini Minta Siswa Nonmuslim Minum Urine