TEMPO.CO, Moskow - Rusia bukanlah ancaman bagi Barat, kata Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Sabtu, ia mengatakan Rusia masih berkomitmen untuk mencari kesepakatan damai terkait dengankrisis Ukraina.
"Saya ingin mengatakan: tidak perlu takut pada Rusia," kata Putin pada koran Italia, Corriere della Sera. Ia mengesampingkan konflik besar antara Rusia dan negara-negara anggota NATO. "Hanya orang sakit-dan itu pun hanya dalam tidurnya-bisa membayangkan Rusia akan tiba-tiba menyerang NATO."
Putin berbicara menjelang kunjungannya ke Italia pekan depan. Dalam salah satu acara kunjungannya, ia diagendakan bertemu dengan Paus Fransiskus.
Dalam wawancara itu, Putin menekankan bahwa Rusia hanya berusaha untuk mempertahankan diri dari ancaman luar. Dia juga menyatakan anggota NATO memiliki pengeluaran pertahanan yang 10 kali lebih besar dari pengeluaran militer Rusia, dan menyebut anggaran militer AS adalah yang terbesar di dunia.
Untuk memastikan keseimbangan strategis, Rusia akan mengembangkan "sistem untuk mengalahkan pertahanan anti-rudal". "Kami telah membuat kemajuan yang signifikan dalam arah ini," tambahnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Baca Juga:
Aneksasi Rusia atas Krimea di Ukraina tahun lalu membuat tegang hubungannya dengan Barat. Para pejabat Pentagon mengatakan pada Jumat bahwa AS sedang mempertimbangkan berbagai langkah untuk meningkatkan keamanan, termasuk memperkuat pertahanan rudal atau bahkan menempatkan rudal di Eropa.
Berbicara tentang krisis Ukraina, Putin menuduh pihak berwenang Kiev lah yang tidak berniat duduk bersama untuk membicarakan kesepakatan damai. Ia mendesak Barat untuk mendorong Kiev bernegosiasi dengan pemberontak. "Kami ingin perjanjian ini dilaksanakan," kata Putin, menekankan Kiev harus memastikan otonomi untuk wilayah yang dikuasai pemberontak dan menerapkan undang-undang tentang pemilihan kota dan amnesti.
AP | INDAH P.