TEMPO.CO, Kairo - Sebanyak 240 pilot maskapai EgyptAir ramai-ramai mengajukan surat pengunduran diri sebagai bentuk protes atas gaji yang rendah. Walaupun sudah ada rencana menaikkan gaji dari pihak manajemen EgyptAir. Namun jumlahnya dianggap tidak adil oleh Asosiasi Pilot Mesir (EPA).
EPA menyatakan sebelumnya tidak pernah ada protes atau permintaan dari para pilot terkait dengan gaji. Pada 2005, pihak manajemen pernah mengajukan kenaikan gaji sebesar 5 persen, tapi belum direalisasikan kepada para pilot tersebut.
Terkait dengan skema remunerasi yang telah ditawarkan oleh PM Ibrahim Mehleb, EPA menganggap hal tersebut sangat tidak adil. Terutama soal pembahasan mengenai skema remunerasi yang tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan pilot.
Sedangkan sebuah sumber menyatakan aksi para pilot tersebut dilaporkan tidak mengganggu jadwal penerbangan di bandara.
"Penerbangan pada Rabu sempat ditunda tiga menit, tapi karena alasan teknis. Tidak ada penerbangan yang dibatalkan atau ditunda karena aksi pengunduran diri tersebut," ujar seorang sumber di ruang kontrol bandara, seperti dilansir Egypt Independent pada 6 Mei 2015.
Sumber EPA telah mengkonfirmasikan bahwa semua pilot akan mematuhi jam kerja resmi dan tidak akan menunda penerbangan apa pun.
Menurut Egypt Independent, Dewan Pengadilan Tata Usaha Negara dijadwalkan mempertimbangkan gugatan yang diajukan Pilot Syndicate pada Kamis, yang bertujuan mengurangi jam kerja.
Presiden EPA Ashraf Abdel Baki menambahkan soal kritik terhadap Otoritas Penerbangan Sipil Mesir yang telah menetapkan 14 jam terbang untuk penerbangan tertentu telah melanggar Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2003.
EGYPT INDEPENDENT | YON DEMA