TEMPO.CO, Manila - Teroris Filipina, Abdul Basit Usman, dilaporkan telah ditembak mati oleh salah satu pengawalnya saat ia sedang menyimak pertarungan Manny Pacquiao-Floyd Mayweather di sebuah gubuk. Untuk sementara motif penembakan diduga karena tawaran hadiah untuk pembunuh Usman yang mencapai US$ 1 miliar.
Sebuah sumber militer mengatakan agen-agen pemerintah menyusup dalam kelompok Usman dan merekrut salah satu pengawalnya untuk bekerja sama dengan pemerintah.
Ia mengatakan mata-mata pemerintah menembak Usman saat dia mendengarkan siaran radio pertarungan Manny Pacquiao-Floyd Mayweather Jr. di gubuknya di Takeneken, Minggu, 3 Mei 2015.
Dalam keterangannya disebutkan lima pengawal Usman tewas dan satu terluka dalam baku tembak. "Ternyata, mata-mata itu juga berhasil merekrut beberapa pengawal Usman," kata sumber itu. "Karena ia telah dibantu dalam memerangi pengikut setia Usman yang merespons setelah mendengar tembakan."
Militer dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) juga telah membenarkan pada Senin, 4 Mei 2015, perihal kematian Usman. Tapi ada perbedaan pandangan tentang bagaimana dan siapa yang telah membunuhnya.
Jenderal Gregorio Pio Catapang Jr., Kepala Staf Angkatan Bersenjata Filipina, mengatakan kepada wartawan bahwa Usman dan lima pengawalnya tewas dalam baku tembak dengan sesama anggota Pejuang Kebebasan Islam Bangsamoro (BIFF) di Sitio, permukiman Takeneken, Barangay. Tepatnya di Desa Muti, Guindulungan, Provinsi Maguindanao, pukul 10.00 pagi, Minggu, waktu setempat.
Tapi Ghazali Jaafar, Wakil Ketua Urusan Politik MILF, membantah hal tersebut. "Kami dapat mengkonfirmasi bahwa Usman mati dan tubuhnya dimakamkan sesuai dengan tradisi muslim," kata Jaafar. Ia menolak untuk mengatakan siapa yang membunuh Usman.
Jaafar mengatakan ada dua versi laporan tentang kematian Usman dan bahwa MILF sedang menyelidiki untuk menentukan mana yang benar.
Versi pertama mengatakan Usman tewas dalam kesempatan pertemuan dengan Panglima Barok, sedangkan versi kedua mengatakan bahwa Usman ditangkap oleh MILF untuk diserahkan kepada Komite Sentral tetapi ia mencoba melarikan diri dan melawan, yang mengakibatkan ia ditembak. "Tapi ini bukanlah sebuah kesimpulan, kami akan menunggu laporan akhir," kata Jaafar.
Usman telah dituduh sebagai otak beberapa serangan bom di Selatan, meninggalkan Gerakan Keadilan Islam (JIM)-pecahan dari BIFF-bulan lalu untuk bergabung kembali dengan BIFF setelah tiga kerabatnya tewas dalam bentrokan dengan militer.
Jenderal Catapang menjelaskan bergabungnya kembali Usman ke BIFF dikarenakan ia telah dicurigai oleh beberapa pengikutnya di JIM setelah serangkaian pertemuan antara kelompoknya dan militer dalam dua bulan terakhir.
Perakit bom andal itu memiliki hubungan ke kelompok teroris Abu Sayyaf dan Jemaah Islamiyah, menjadi teroris paling dicari di Filipina setelah pembunuhan Marwan Malaysia dalam operasi 25 Januari polisi.
Usman adalah target operasi sekunder Angkatan Aksi Khusus (SAF), tetapi ia dan teroris Malaysia Amin Baco, alias "Jihad" melarikan diri ketika pemberontak dari BIFF dan MILF bentrok dengan pasukan polisi.
Sebanyak 44 pasukan SAF, 17 pemberontak MILF dan tiga warga sipil tewas dalam baku tembak sepanjang hari, sebelum akhirnya dilakukan proses perdamaian antara pemerintah dan MILF.
Presiden Aquino yang marah kemudian meminta MILF untuk menangkap Usman dan membuka jalan bagi operasi militer untuk menangkap teroris.
THESTAR.COM | MECHOS DE LAROCHA