TEMPO.CO, Malang - Kepala Satuan Koordinasi Wilayah Jawa Timur Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nahdlatul Ulama Umar Usman menyebut organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sengaja dibentuk untuk melemahkan dan memecah belah negara-negara di kawasan Timur Tengah. Tujuannya, menjadikan negara-negara itu tidak sanggup lagi menjadi ancaman besar bagi Israel.
Menurut Umar, ISIS mudah dihancurkan Amerika Serikat bila memang bersungguh-sungguh menghendakinya. Tapi yang terjadi, kata dia lagi, tidak begitu.
"Kenapa ISIS tidak memerangi Israel? Itu karena ISIS adalah akal-akalan aktor agar negara musuh Israel tak bisa bersatu dengan alasan keyakinan," kata Umar dalam pelatihan bertema deradikalisasi agama di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Ahad, 19 April 2015.
Umar menganalisis, ISIS sengaja dibentuk di Suriah agar satu negara yang menjadi lawan kuat Israel itu dilemahkan dari dalam negeri dan malah dimusuhi banyak negara Islam lainnya. Kini, dia melanjutkan, Israel tak perlu terlalu mencemaskan serangan Suriah karena Suriah sudah sangat lemah.
Kejanggalan lain, kata Umar, ISIS mengusung ideologi kekhalifahan yang semu. Menurutnya, keberagaman kepercayaan dan agama, dengan jumlah penduduk dunia yang begitu besar, menyebabkan ideologi tersebut mustahil diwujudkan di era sekarang.
"Bahkan, dulu, Rasulullah (Nabi Muhammad SAW) saja tidak mewajibkan seluruh dunia menjadi negara Islam," katanya sambil menambahkan, "Apa yang diperjuangkan ISIS itu sia-sia dan hanya merugikan umat Islam di dunia."
Umar mencontohkan perbuatan ISIS yang menyembelih dan membakar tawanan, serta menghancurkan benda-benda kuno bersejarah di Irak. Aksi brutal ISIS dipamerkan terbuka di media massa dan lewat media sosial.
"Bila ISIS tetap eksis, ada dua keuntungan yang didapat aktor di balik kemunculan ISIS, yakni negara-negara di sekitar Israel tercerai-berai dan senjata buatan Amerika tetap laku," kata Umar.
ABDI PURMONO