TEMPO.CO, Kairo - Bom meledak di dua tempat yang terpisah di Mesir, Ahad, 12 April 2015. Akibatnya 14 orang tewas dalam dua insiden terpisah tersebut.
Di El-Arish, warga mengatakan lingkungan bergetar saat sebuah bom meledak di luar barak polisi. "Mereka di ujung kota pun bisa mendengar ledakan. Itu sangat besar dan membuat kami takut," kata seorang warga yang tinggal di dekat kantor polisi seperti yang dilansir BBC pada 13 April 2015.
Delapan orang tewas dan 45 lainnya luka-luka dalam ledakan di luar sebuah kantor polisi di El-Arish. Sementara itu enam tentara tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan terhadap sebuah kendaraan lapis baja, di utara dekat Kota Sheikh Zuweid.
Saksi mengatakan kendaraan melewati hambatan keamanan dan menabrak bangunan meskipun dicegat pasukan keamanan. Bangunan tiga lantai itu rusak parah dan rumah di dekatnya juga hancur, dengan pintu dan jendela hancur.
Dalam sebuah pernyataan di halaman Facebook, Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan seorang pembom bunuh diri mengendarai truk pikap berada di balik serangan tersebut. "Pasukan melepaskan tembakan pada kendaraan, yang akibatnya meledak," katanya.
Sebelumnya pada hari itu, sebuah bom pinggir jalan menghantam sebuah kendaraan militer di Sheikh Zuweid. Pihak militer mengatakan serangan itu menewaskan seorang perwira, seorang sersan, dan empat prajurit.
Serangan pada Ahad tersebut telah membawa korban tewas untuk bulan April menjadi 41 orang. Militan dari kelompok Sinai yang berafiliasi dengan ISIS, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Sebuah pernyataan di halaman Twitter milik kelompok tersebut, menuliskan "Sebuah kendaraan lapis baja untuk tentara murtad dihancurkan ... Kami membunuh dan melukai semuanya."
Sinai Utara telah berada di bawah keadaan darurat dan pemberlakuan jam malam sejak Oktober, ketika serangan terhadap pos pemeriksaan menewaskan puluhan tentara. Operasi militer besar di wilayah tersebut sejauh ini gagal untuk menghentikan kekerasan.
BBC | YON DEMA