TEMPO.CO, Jakarta - Jika Anda berpikir negosiasi di antara partai-partai koalisi pada pemilihan umum Mei di Inggris akan menjadi rumit atau Kongres untuk menyetujui anggaran selalu kacau, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu pemilihan umum di Israel.
Israel memilih wakil-wakil rakyat untuk mengisi 120 kursi di Knesset (parlemen Israel) pada Selasa, 17 Maret 2015. Ini akan menjadi pemilihan umum ke-20 bagi Israel sejak 1949. Negara itu memiliki sejarah akan koalisi yang tidak pernah tetap dan stabil, aliansi yang baru dibangun pada 2013 akan berakhir dalam waktu hanya dua tahun.
Ada dua blok utama yang berkompetisi dalam pemilihan umum. Pada haluan tengah-kanan, Partai Likud, dipimpin Perdana Menteri Netanyahu. Dan haluan tengah-kiri, Partai Buruh, yang sekarang bergabung dalam aliansi Zionist Union, dipimpin Yitzhak Herzog.
Anggota parlemen Israel dipilih melalui keterwakilan proporsional dan diberlakukan kebijakan threshold--layaknya di Indonesia--untuk empat kursi (3,25 persen pemilih) guna memasuki parlemen.
Jajak pendapat di Israel tidak dapat sepenuhnya dipercaya. Berdasarkan hitungan angka terakhir yang dirilis minggu lalu disebutkan Zionist Union kemungkinan akan memenangi pemilihan dengan meraih 25 kursi. Sedangkan Likud memperoleh 21 kursi.
THE GUARDIAN | MECHOS DE LAROCHA