TEMPO.CO, New Delhi - Pemerkosaan tak bermoral kembali terjadi di India. Korbannya adalah biarawati berusia 70 tahun di sebuah sekolah Katolik di Distrik Nadia, Bengal Barat.
Menurut P.B. Salim, pejabat setempat, kejadian bermula saat sekelompok pemuda melakukan perampokan di sekolah itu. "Pelaku berjumlah lebih dari empat orang. Tiga di antaranya pelaku pemerkosaan," katanya, Minggu, 15 Maret 2015.
Menurut aparat kepolisian, perampok yang diduga berjumlah tujuh perampok itu menerobos masuk ke sekolah tersebut pada dinihari. Ulah mereka dipergoki suster kepala. "Pemerkosaan adalah hukuman baginya karena tak mau bekerja sama dengan perampok," ujarnya.
Setelah diperkosa, dia bersama dua biarawati lain dan penjaga sekolah diikat tangannya dan dikumpulkan dalam satu ruangan. Para perampok kemudian membawa kabur uang tunai senilai beberapa ratus ribu rupee, laptop, dan barang lain.
Kini biarawati yang menjadi korban perkosaan itu berada di bawah perawatan medis. "Secara fisik, dia baik. Tapi trauma mental akan butuh waktu lama untuk sembuh," ucap Salim.
Keuskupan New Delhi mengutuk tindakan perampokan dan pemerkosaan itu. "Ini adalah tindakan yang sangat memalukan. Pemerkosaan adalah tindakan yang sangat buruk. Tapi yang satu ini menjadi lebih buruk karena korbannya adalah wanita tua. Dan lebih dari itu, dia seorang biarawati," kata pastur Dominic Emmanuel, pejabat di keuskupan.
Pemerkosaan kerap terjadi di India dan kian mencoreng reputasi negara itu. Yang paling mencolok adalah kasus pemerkosaan tak bermoral tahun 2012 terhadap mahasiswi. Selang beberapa bulan kemudian, turis asing menjadi korban pemerkosaan selanjutnya. Meski undang-undang baru mengatur hukuman yang lebih keras bagi pelaku, angka kekerasan seperti ini di negara tersebut tetap tinggi.
Data resmi di India menunjukkan kasus perkosaan telah melonjak hampir 875 persen dalam 40 tahun terakhir, dari 2.487 pada 1971 menjadi 24.206 pada 2011. Para ahli menuturkan penyebab tingginya angka itu antara lain karena budaya patriarki yang kental, kemiskinan yang meluas, dan kurangnya penegakan hukum di pedesaan.
CNN | INDAH P.