TEMPO.CO, New York - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak (UNICEF) mengatakan sekitar 14 juta anak di hampir seluruh wilayah Timur Tengah yang dilanda konflik mengalami penderitaan akibat pertempuran di Suriah dan Irak.
"Dengan konflik di Suriah yang telah memasuki tahun kelima, lebih dari 5,6 juta anak-anak merasa putus asa. Itu termasuk dua juta anak-anak yang sebagian besar terputus dari bantuan kemanusiaan karena pertempuran atau faktor lainnya. Sekitar 2,6 juta anak Suriah lainnya kini masih di luar sekolah," kata UNICEF dalam pernyataan tertulisnya yang dikutip dari Hurrytdaily pada 13 Maret 2015.
Menurut UNICEF, hampir 2 juta anak-anak Suriah hidup sebagai pengungsi di Libanon, Turki, Yordania, dan negara-negara lain. "Ini ditambah dengan sekitar 3,6 juta anak dari masyarakat adat di tempat pengungsian yang rentan menderita karena tekanan pada layanan seperti pendidikan dan kesehatan," kata Direktur Eksekutif UNICEF Anthony Lake.
UNICEF mendesak investasi jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan anak-anak dan remaja malang. UNICEF juga menegaskan perlunya mereka dibekali dengan keterampilan dan motivasi untuk membangun masa depan yang lebih baik. Investasi tersebut harus mencakup peluang untuk perbaikan pendidikan, pelatihan keterampilan, dan rekreasi.
"Sekitar 5 juta anak-anak dan remaja Suriah berusia 12-18 tahun memerlukan dukungan yang dapat memberikan keterampilan serta memperoleh mata pencaharian," kata UNICEF.
UNICEF mengatakan kesempatan belajar formal dan informal bagi anak-anak yang terkena dampak konflik dan sistem sertifikasi yang membantu mempertahankan status akademik murid juga harus diamankan.
HURRIETDAILYNEWS|YON DEMA