TEMPO.CO, Riyadh - Helikopter militer Arab Saudi jatuh saat melakukan latihan terbang di kawasan sebelah barat pangkalan militer King Khaled, Senin dinihari, 16 Februari 2015, waktu setempat. Empat awak helikopter tersebut tewas dalam insiden ini.
"Helikopter ini jatuh ketika sedang latihan di markas militer King Khaled di Hafr al-Batin, sekitar 100 kilometer sebelah selatan perbatasan dengan Irak," ujar kantor Kementerian Pertahanan Saudi dalam sebuah pernyataan yang disampaikan media massa, Selasa, 17 Februari 2015.
Menurut kabar dari kantor berita resmi Kerajaan, Saudi Press Agency, penyebab kecelakaan helikopter Black Hawk buatan Amerika Serikat itu belum diketahui. "Penyelidikan masih berlangsung."
Kementerian Pertahanan menyebutkan para korban yang tewas dalam kecelakaan tersebut yakni pilot helikopter Letnan Kolonel Ali al-Arjaj, Letnan Satu Majid al-al-Fifeefi, Letnan Satu Jadie Qablan, dan teknisi Sersan Raed al-Jahni.
Sebelumnya, pada Februari 2013, jet tempur Arab Saudi menghunjam bumi ketika sedang melakukan misi latihan di wilayah sebelah timur negara itu karena masalah teknis. Beruntung, awak pesawat berhasil lolos tanpa cedera sedikit pun.
Adapun kecelakaan lain yang menimpa pesawat Saudi terjadi pada 3 Desember 2012. Ketika itu sebuah jet tempur F-15 nyungsep ke perairan Teluk Persia dalam misi latihan. Insiden serupa terjadi pada Mei 2012 di tempat yang sama. Insiden ini menyebabkan pilot pesawat F-15 tewas.
Seluruh kekuatan armada udara Saudi dipasok dari Amerika Serikat dan Inggris.
Pada 2011, Washington mengumumkan bahwa negara sepakat menjual pesawat tempur terbaru F-15s buatan Boeing kepada Angkatan Udara Saudi senilai US 29,4 miliar atau sekitar Rp 374 triliun. Angka penjualan tersebut meliputi peralatan tempur berupa 84 jet tempur baru dan modernisasi 70 pesawat perang berikut suku cadang, pelatihan, perawatan, dan logistik.
EMIRATES247 | ABC NEWS | PRESSTV | CHOIRUL