TEMPO.CO , Lille, Prancis: Mantan bos Dana Moneter Internasional (IMF), Dominique Strauss-Kahn, menjalani persidangan atas kasus prostitus di Prancis. Kepada pengadilan Prancis mengungkapkan, Strauss-Kahn mengaku menghadiri pesta seks, namun tidak tahu bahwa sejumlah perempuan di sana adalah pekerja seks komersial.
DSK, begitu Strauss-Kahn biasa disapa, dituduh menjadi mucikari dengan membantu mendapatkan pekerja seks untuk jaringan prostitusi yang berbasis di sebuah hotel di Lille. Sebanyak 13 orang lainnya juga diadili dengannya.
Pria yang pernah digadang-gadang sebagai kandidat utama untuk Presiden Prancis itu akan dipenjara bila terbukti bersalah.
Kejahatan apa yang dituduhkan?
Skandal ini disebut "Skandal Carlton”
Dinamakan sesuai dengan sebuah hotel di Kota Lille yang menjadi awal investigasi yang dimulai pada 2011. Kepolisian mendapatkan sebuah pesan anonim yang mengatakan bahwa hotel tersebut digunakan untuk prostitusi.
Investigasi lebih lanjut menemukan sebuah jaringan prostitusi internasional yang melibatkan beberapa pengusaha lokal terkemuka.
Muncul juga dugaan bahwa para tersangka memiliki hubungan dekat dengan Strauss-Kahn dan bahwa dia ikut serta dalam pesta seks yang diselenggarakan di Prancis dan Washington pada akhir 2010 dan awal 2011. Pekerja seks yang terlibat mengatakan bahwa mereka dibayar untuk menghadiri pesta-pesta itu.
Apa yang dituduhkan terhadap DSK?
Menyewa pekerja seks komersial merupakan tindakan legal di Prancis. Jadi bukan karena ia berpesta cinta sebanyak 12 kali di berbagai kota dalam tiga tahun, setidaknya seperti ia akui, tapi karena perannya dalam mengatur yang mirip mucikari.
Berdasarkan Pasal 255-5 Undang-Undang Hukum Kriminal, definisi mucikari tidak hanya termasuk pengadaan, namun juga memfasilitasi prostitusi "dengan cara apapun".
Penyidik, yang telah menemukan pesan singkat antara Strauss-Kahn dan terdakwa lainnya, meyakini bahwa pesta-pesta seks tersebut diselenggarakan khusus untuk kepentingan mantan bos IMF itu.
Karena itu, jaksa percaya ia memainkan peran besar dalam penyelenggaraan pesta seks. Beberapa telah menggambarkannya sebagai "raja pesta".
Jika terbukti bersalah ia bisa menghadapi tuntutan 10 tahun penjara dan denda sebesar 1,5 juta poundsterlings.
BBC | WINONA AMANDA