TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus mengutuk mutilasi terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan, dan menyebut mereka sebagai degradasi yang harus diperangi.
“Banyak bentuk perbudakan, komersialisasi, dan mutilasi mayat perempuan, memanggil kita untuk berkomitmen mengalahkan jenis degradasi menganggap mereka hanya sebagai objek yang bisa diperjualbelikan,” katanya kepada rapat tentang isu-isu perempuan yang diselenggarakan oleh Dewan Vatikan pada Sabtu, 7 Februari 2015.
Menurut PBB, lebih dari 140 juta anak perempuan dan wanita mengalami beberapa bentuk pemotongan alat kelamin perempuan (FGM) di seluruh dunia, terutama di Afrika dan Timur Tengah.
Dia juga mengecam kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan. “Meskipun itu adalah simbol kehidupan, wanita sayangnya sering diserang, bahkan oleh mereka yang seharusnya melindungi dan mendampingi hidupnya,” kata Paus.
Paus baru-baru ini bertemu dengan seorang wanita Italia yang menjalani banyak operasi setelah pacarnya melemparkan cairan asam di wajahnya sebagai hukuman karena ia meninggalkan laki-laki tersebut.
Paus juga mengatakan ia ingin peran yang lebih besar dari wanita dalam gereja Katolik yang memiliki 1,2 miliar pengikut di seluruh dunia. Namun ia tidak menyebutkan larangan gereja bagi pastor perempuan. Sebelumnya, Paus sudah mengatakan bahwa diskusi soal itu “sudah ditutup”.
Dia mengatakan ingin melihat lebih banyak kehadiran perempuan di seluruh gereja. Paus menambahkan, perempuan harus diberi tanggung jawab pastoral lebih di paroki-paroki dan keuskupan serta lebih banyak teolog perempuan, yang saat ini masih didominasi oleh laki-laki.
CNN | WINONA AMANDA