TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, mengatakan peringatan terorisme dari Amerika dan Australia harus menjadi perhatian khusus pemerintah Indonesia. (Baca: Ini Kata Kemlu RI soal Travel Advice Australia)
Menurut Ansyaad, Amerika wajar mengeluarkan sikap tersebut lantaran sangat memperhatikan keamanan warganya di negara lain. "Kita harus merespons positif dan meningkatkan kewaspadaan. Pemerintah juga harus berinstrospeksi," katanya saat dihubungi Tempo, Selasa, 6 Januari 2015. (Baca: Australia Ingatkan Warganya di Indonesia)
Sebelumnya, Amerika Serikat memberikan peringatan potensi aksi terorisme di Surabaya. Hal ini dilakukan sebagai langkah preventif mengingat adanya potensi pergerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menguat di Indonesia. (Baca: Daftar Travel Warning Amerika Serikat)
Peringatan itu muncul karena ditangkapnya 12 warga negara Indonesia di Malaysia pada pertengahan Desember lalu. Mereka ditangkap sata hendak berangkat ke Suriah untuk membantu rekan-rekan mereka yang tergabung di ISIS. Enam dari dua belas orang itu adalah warga Surabaya. Hal itu membuat Kedutaan Besar AS cukup khawatir atas keamanan warganya di Indonesia, terutama di Surabaya. (Baca: Apa Kata Kedubes AS Soal 'Warning' di Surabaya?)
Selain di Surabaya, ISIS ditengarai akan menjamur di Makassar dan Bekasi. Namun gerakan mereka belum dalam bentuk tindakan radikal yang nyata, melainkan lebih untuk memuaskan rasa penasaran spiritual dan bergabung bersama teman-teman mereka di Suriah. (Baca juga: Risma Tak Percaya Peringatan Dini Amerika Serikat)
DEWI SUCI RAHAYU
Topik terhangat:
AirAsia | Banjir | Natal dan Tahun Baru | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok
Misteri Slot Air Asia, Aroma Kongkalikong Menguat
Cari Air Asia, Prajurit Cantik Juga Kangen Pacar
Isap Tiga Jenis Narkoba, Fariz RM Ditangkap Polisi