TEMPO.CO, Jakarta - Setelah 63 tahun berlalu, penyelenggaraan pemilihan Ratu Sejagad akhirnya menghapus sesi pemakaian baju bikini bagi para kontestan. Alasannya, sesi berlenggang di atas podium dengan mengenakan bikini tidak merefleksikan ide dari apa yang disebut "cantik dengan satu tujuan."
"Organisasi telah memutuskan untuk meniadakan bikini dari acara sejagad, karena ini bukan sesuatu yang mereka sedang upayakan untuk diraih," kata Chris Wilmer, direktor lembaga Miss World Amerika/Miss United States, kepada ABC, seperti dilansir Russia Today, 19 Desember 2014.
Pemilihan ratu sejagad, menurut Chris, bukan soal kontes kecantikan, melaikan sebagai kontes kecantikan dengan satu tujuan. Dan tujuan itu bukan untuk mengenakan bikini.
Kontestan ratu sejagad berbikini di atas podium dan ditonton pengunjung berawal pada tahun 1951. Ketika itu, pemenang ratu sejagad Kiki Hakansson dimahkotai dengan mengenakan bikini. Sejak itu, bikini menjadi bagian penting dari kompetisi ratu sejagad.
Kemudian pada tahun 2001, penyelenggara acara Ratu Sejagad tidak lagi meminta para kontestan mengenakan bikini di atas podium, sebaliknya hanya memotret kontestan secara pribadi dengan mengenakan "pakaian pantai". Sehingga kontestan tidak lagi berparade di depan para penonton.
Ratu sejagad, menurut Chris, seharusnya lebih seperti duta besar daripada ratu kecantikan. Ratu Sejagad, seharusnya juru bicara yang dapat membantu masyarakat.
Selain itu, Ratu Sejagad menggambarkan fashion, talenta, dan olah raga secara keseluruhan. Dan sejak 1979, kontestan ratu sejagad melakukan kegiatan amal.
Perubahan kebijakan penyelenggara ratu sejagad meniadakan sesi mengenakan bikini mendapat kritikan dari para feminis sebagai sesuatu yang hangat sesaat saja. Para feminis ini menuntut semua kompetisi kecantikan itu ditiadakan.
Pemimpin Ratu Sejagad, Julia Morley, 74 tahun, mengatakan tak ingin menyaksikan kontestan berjalan maju dan mundur sambil berbikini. "Tak ada kaitannya dengan perempuan. Dan tidak ada artinya bagi kita," kata Julia.
RUSSIA TODAY | MARIA RITA
Baca juga:
Syafii Maarif: Selamat Natal seperti Selamat Pagi
Jokowi Bantu Lapindo, Ruhut: Ical Harus Tahu Diri
Jokowi Talangi Lapindo, Soekarwo: Saya Lega Sekali
Jepang Bayar Royalti Lagu Bengawan Solo Rp 100 Juta