TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Malaysia di Kuala Lumpur menerima informasi soal jasad tenaga kerja Indonesia, Sri Panuti, yang jadi korban pembunuhan dari Kepolisian Diraja Malaysia. Penyidik Kepolisian Wilayah Perak, Inspektur Malarvili Murugason, mengklaim Sri Panuti tidak dimutilasi.
"Murugason juga menegaskan bahwa tubuh korban dalam keadaan utuh, tidak dimutilasi," kata staf Fungsi Penerangan, Sosial, dan Budaya KBRI di Kuala Lumpur, Fandhyta Indra, dalam keterangan pers, Selasa, 16 Desember 2014.
Ia mengatakan Murugason bertemu langsung dengan penyidik dan melihat lokasi pembunuhan. Murugason menegaskan kepada tim Satgas KBRI, dari hasil otopsi Sri disimpulkan bahwa penyebab kematiannya adalah benturan kepala dengan benda tumpul.
Tim Satgas KBRI sendiri tak diberikan akses melihat jenazah Sri di Rumah Sakit Ipoh dengan alasan kondisinya yang sudah sulit dikenali akibat decomposed. Jenazah Sri baru ditemukan beberapa hari setelah kematiannya.
Menurut sejumlah rekan, Sri yang dikenal dengan nama Ana terakhir kali terlihat sedang berada di rumah temannya bernama Ari alias Bejo, 1 Desember 2014. Sedangkan polisi baru menemukan jasadnya pada 4 Desember 2014.
Polisi Diraja Malaysia sendiri hingga saat ini belum menemukan Ari alias Bejo yang diduga menjadi saksi kunci peristiwa tragis tersebut. "Polisi telah menetapkan Ari atau Bejo dalam daftar pencarian orang dan telah pula menyebarkan foto Ari atau Bejo," kata Fandhyta.
Dubes RI untuk Malaysia, Herman Prayitno, memastikan bahwa akan secepatnya memulangkan jenazah Sri setelah didapat kepastian mengenai identitas korban. KBRI meminta semua pihak untuk bersabar dan tidak mengambil kesimpulan. Kepolisian Malaysia masih menunggu hasil antemortem dari tim Disaster Victim Investigation Mabes Polri untuk mencocokkan DNA korban.
MITRA TARIGAN
Baca berita lainnya:
Ahok Umrahkan Marbot, Ini Reaksi FPI
Beda Gaya Jokowi dan SBY di Sebatik
Ahok: Kalau Tak Dilarang, Saya Bisa Hafal Al-Quran
Jokowi Panjat Menara Intai Perbatasan di Sebatik
Menteri Anies ke Nuh: Don't Take It Personally