TEMPO.CO, Yerusalem - Militer Israel membongkar rumah warga Palestina yang dicurigai terlibat dalam serangan mobil maut yang menewaskan dua warga Israel di Yerusalem pada Oktober lalu. Pembongkaran ini telah disetujui oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang murka atas kejadian itu.
Ia juga memerintahkan agar pembongkaran segera dilakukan setelah menerima laporan bahwa dua warga Palestina membunuh lima warga Israel dengan pisau dan senapan di Kehilat Bnei Torah, Selasa lalu. "Saya tidak akan menerima kritik apa pun dari penghancuran rumah warga Palestina. Kami akan membuat 'skor' menjadi seimbang," kata Netanyahu, seperti dilaporkan Washington Post, Rabu, 19 November 2014.
Pembongkaran ini menandai kembalinya kebijakan kontroversial Israel yang menyebutkan penggusuran ini sebagai langkah pencegahan terhadap potensi terorisme. Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Jeff Rathke, menilai penghancuran ini tidak akan menghasilkan apa-apa untuk perdamaian kedua negara. "Situasi sudah tegang. Sepertinya Israel tidak belajar dari masa lalu," kata Rathke.
Setelah menghancurkan dua rumah pelaku, pemerintah akan melakukan praktek tersebut secara menyeluruh dalam upaya mengendalikan kekerasan yang terjadi di Yerusalem. (Baca: Israel Nekat Bangun 600 Rumah Yahudi di Palestina)
Adapun warga Palestina dan kelompok hak asasi manusia menyatakan penghancuran rumah itu tidak akan membuat mereka jera dan hanya akan mendorong upaya balas dendam. "Penghancuran itu memicu lingkaran setan. Anda tidak bisa menghukum seseorang untuk tindakan yang dilakukan orang lain," kata juru bicara organisasi hak asasi manusia di Israel, Sarit Michaeli.
Baca Juga:
Sebelum pembongkaran terjadi, para kepala keluarga telah menerima pemberitahuan untuk meninggalkan rumah sejak Jumat lalu. Saat ini mereka tinggal di sebuah tenda pengungsian di dekat rumah mereka. (Baca: Warga Israel dan Palestina Tak Boleh Satu Bus)
Israel memang memiliki hukum yang memungkinkan militer untuk menghancurkan rumah individu yang terlibat dalam pelanggaran kekerasan, meski tanpa proses pengadilan atau bukti. Menteri Ilmu Pengetahuan Israel Yaaakov Perry mengatakan penghancuran rumah akan memberikan efek jera pada para pelaku dan warga yang ingin melancarkan serangan balasan.
WASHINGTON POST | RINDU P. HESTYA
Berita Lain:
Hilang Sepekan, Miss Honduras 2014 Ditemukan Tewas
Perwira Wanita Korut Ungkap Pelariannya
Bom Bunuh Diri di Irak, Enam Orang Tewas