TEMPO.CO, Kabul - Politikus dan aktivis hak perempuan Afganistan, Shukria Barakzai, berhasil selamat dari serangan bom bunuh diri yang menyerang kendaraan miliknya pada Ahad, 16 November 2014. Namun tiga pengamat sipil dan 22 orang lain tewas.
"Saya selamat karena doa dari pendukung saya," kata Barakzai di rumah sakit kepada Reuters, Ahad, 16 November 2014. (Baca: Serdadu Afganistan Tewas Akibat Ledakan Bom)
Serangan bom itu diduga menargetkan pejabat pemerintah Afganistan yang mendukung Amerika Serikat melawan Taliban. Dalam sebuah tayangan televisi, Barakzai terlihat berjalan keluar dari mobilnya dengan luka ringan. Mobilnya rusak parah dan penumpang lainnya berlumuran darah.
Presiden Afganistan Ashraf Ghani, yang dekat dengan Barakzai, mengutuk serangan itu dan meminta pejabat mencari pelakunya. "Ini adalah tindakan keji dan merusak semua nilai-nilai Islam di Afganistan," kata Ghani.
Barakzai adalah pembela hak wanita dan penganut feminisme yang sangat terkenal di Afganistan. Dalam sebuah wawancara pada 2005, Barakzai mengaku telah menjalankan sekolah rahasia bagi perempuan Afganistan di bawah pendudukan Taliban. (Baca: Taliban Afganistan Ledakkan Bom Mobil, 18 Tewas)
Namun paham feminismenya sering ditentang oleh kelompok-kelompok Islam dan muslim konservatif. Di bawah rezim Taliban, perempuan memang dipaksa menggunakan burka atau penutup wajah serta dilarang bekerja dan keluar rumah tanpa suami.
Barakzai menyuarakan protes agar wanita bebas bekerja dan menganggap burka tidak penting. Bagi dia, yang terpenting adalah pendidikan, demokrasi, dan kebebasan yang merata untuk perempuan.
"Saya sering menerima ancaman pembunuhan, tapi saya tidak tahu siapa dalang dari serangan ini," kata Barakzai yang juga tidak mau "menuduh" Taliban sebagai pelaku pengeboman itu.
RINDU P. HESTYA | REUTERS | THE INDEPENDENT
Berita Lain:
Kata Romo Benny Soal Muslim AS yang Salat di Katedral
Pertama Kali, Muslim Amerika Jumatan di Katedral
Jokowi Bahas Industri Pertahanan dengan Merkel