TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato’ Seri Zahrain Mohamed Hashim menegaskan negaranya merundingkan perbatasan dengan Indonesia secara serius.
Pernyataan tersebut disampaikan Zahrain untuk meluruskan kabar yang dilansir beberapa media di Jakarta, termasuk situs resmi presidenri.go.id, yang menyebut “Presiden SBY Menyeru Malaysia untuk Serius Selesaikan Batas Maritim.”
“Kemarin saya mendatangi Kemlu (Kementerian Luar Negeri RI) untuk mempertanyakan hal ini,” kata Dubes Zahrain kepada sejumlah wartawan di kantornya, Jumat, 17 Oktober 2014.
Dari Kemlu, Zahrain mendapatkan penjelasan bahwa hal itu bukan permintaan dari Presiden Yudhoyono, melainkan lebih bersifat nasihat secara internal kepada tim teknis perundingan perbatasan Indonesia. “Seperti seorang bapak, sebagai seorang Presiden yang outgoing, memberi nasihat agar permasalahan itu segera diselesaikan bersama,” kata Zahrain.
Dia mengatakan masalah perbatasan Malaysia dan Indonesia terdapat di empat wilayah yakni di Sulawesi atau Laut Ambalat, Tanjung Datu, Selat Malaka dan sebelah timur Singapura. “Negosiasinya masih terus berjalan dan saat ini memasuki tahapan teknis,” kata Zahrain.
Dia menegaskan pendekatan yang dipilih untuk menyelesaikan masalah perbatasan tetap berdasarkan konvensi hukum laut internasional atau United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS).
Dalam pemberitaan media yang beredar Senin lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebutkan menyerukan kepada Malaysia untuk segera menyelesaikan sengketa batas maritim Indonesia. Seperti yang telah berhasil dilakukan dengan Timor Leste, Filipina, dan Singapura.
"Saya menyerukan kembali pada Malaysia, mari kita dengan serius, semangat tinggi, dan ketulusan untuk menyelesaikan sengketa perbatasan yang masih tersisa," kata Presiden SBY seperti dilansir situs resminya presidenri.go.id. Ketika itu Presiden menerima audiensi Tim Teknis Penetapan Batas Maritim Republik Indonesia, di Istana Negara, Senin siang sekitar pukul 14.
Indonesia dan Filipina menuntaskan negosiasi perbatasan selama hampir 20 tahun dalam kunjungan Presiden Yudhoyono ke Manila, 23 Mei lalu. Sedangkan penandatanganan Perjanjian Penetapan Garis Batas Laut Wilayah di Bagian Timur Selat Singapura digelar pada 3 September lalu.
NATALIA SANTI
Berita lain:
Usai Jumatan, Ormas Islam Menuju Balai Kota
Membangkang, Ancol Bakal Bongkar Paksa Sea World
Jokowi Bertemu Prabowo Pagi Ini