TEMPO.CO, Gaza – Sebuah rudal Israel yang sedang dijinakkan di Gaza, meledak dan menewaskan enam orang termasuk wartawan dan tim penjinak bom pada Rabu, 13 Agustus 2014. Peristiwa itu terjadi di Beit Lahiya, kawasan selatan Jalur Gaza, beberapa jam sebelum berakhirnya gencatan senjata tiga hari antara Israel dan Palestina. (Baca: Gencatan Senjata, Warga Gaza Cek Rumah Mereka)
Dua wartawan yang jadi korban adalah penerjemah Palestina, Ali Shehda Abu Afash, dan Simone Camilli, seorang wartawan video asal Italia yang bekerja untuk berbagai lembaga, termasuk kantor berita Associated Press.
Polisi mengatakan tiga polisi penjinak bom juga tewas dalam ledakan ini. Sementara itu, empat orang, termasuk fotografer AP, Hatem Moussa, luka parah.
Moussa mengatakan ledakan ini terjadi saat mereka tengah merekam adegan tersebut. Sementara tim polisi berusaha menjinakkan bom, para wartawan ini melakukan liputannya. Namun nahas, rudal tersebut malah meledak.
Simone Camilli, 35 tahun, merupakan jurnalis asing pertama yang terbunuh sejak krisis Gaza meletus dengan serbuan besar-besaran Israel pada 8 Juli lalu dan telah menewaskan sekitar 2.000 orang. (Baca: PBB Akan Selidiki Kejahatan Perang Israel di Gaza)
Hingga saat ini, perundingan antara Israel dan Hamas masih berlangsung di Kairo, Mesir, untuk mencari solusi jangka panjang. Namun delegasi kedua belah pihak menemui hambatan pelik. Hamas menuntut penuh pencabutan blokade Israel, sementara Israel menuntut demilitarisasi Hamas.
ANINGTIAS JATMIKA | AP
Terpopuler
Terdesak ISIS, Etnis Yazidi Mengungsi ke Suriah
Ogah Lawan ISIS, Amerika Kirim Tentara ke Irak
Filipina Tangkap Jenderal Penculik Aktivis