TEMPO.CO, Jakarta - Serangan terbaru Israel di Jalur Gaza menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina yang berlindung di sekolah yang dikelola Perserikatan Bangsa-Bangsa. Selain itu, 17 warga sipil tewas akibat serangan Israel di sebuah pasar tradisional di wilayah tersebut pada Rabu, 30 Juli 2014.
Kepala United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) Pierre Krahenbuhl mengatakan, "Penilaian awal menunjukkan artileri Israel yang menyerang sekolah kami," seperti ditulis Reuters pada Kamis, 31 Juli 2014. (Baca juga: Israel Serang Sekolah Milik PBB di Gaza)
Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan jumlah korban tewas dalam serangan di sekolah milik PBB tersebut mencapai 15 orang, dan lebih dari 100 anak terluka. Namun PBB mencatat setidaknya 16 orang tewas. "Saya menyerukan kepada masyarakat internasional untuk mengambil tindakan politik internasional yang disengaja untuk mengakhiri pembantaian ini," kata Krahenbuhl.
Israel memutuskan untuk melanjutkan serangannya di wilayah warga sipil dan tidak ada tanda-tanda menghentikan konflik pasca 23 hari pertempuran. "Tidak terlihat tanda-tanda gencatan senjata setelah lebih dari tiga minggu pertempuran di Jalur Gaza," kata Departemen Kesehatan Gaza. (Baca: Lagi, Israel-Hamas Setuju Lakukan Gencatan Senjata)
Pada insiden terpisah serangan Israel menewaskan sedikitnya 17 orang dan melukai sekitar 160 lainnya di dekat pasar buah dan sayuran di Shejaia, pinggiran timur Gaza. Para saksi mata mengatakan kerumunan orang berkumpul di sebuah pompa bensin lantas terdengar ledakan secara tiba-tiba. Militer Israel belum memberikan komentar perihal serangan ini. "Pembantaian demikian memerlukan respons layaknya sebuah bencana nasional," kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengutuk serangan terbaru yang dilakukan militer Israel. "Ini keterlaluan dan tidak bisa dibenarkan dari sisi mana pun sehingga PBB menuntut tanggung jawab dan keadilan ditegakkan," kata dia.
Saat ini tercatat 1.346 warga Palestina, yang mayoritas warga sipil, tewas. Di sisi Israel, 56 tentara dan tiga warga sipil tewas.
REUTERS | RAYMUNDUS RIKANG R.W.
Berita Lainnya:
Puncak Macet Total, Mobil Diminta Balik ke Jakarta
Akhiri Tabu, Cina Usut Korupsi 'Kamerad' Partai
Ini Teknik Mengetahui Dalang di Balik Situs Palsu
Dituding Tak Layak Jadi Menkes, Ini Jawaban Ribka