TEMPO.CO, Kairo – Sekelompok pria bersenjata membunuh 21 militer Mesir di dekat perbatasan dengan Libya pada Sabtu, 19 Juli 2014. Hal ini menyoroti ancaman yang meningkat di daerah yang disebut sebagai "surga bagi militan" dalam upaya menggulingkan pemerintahan Kairo.
Mengutip laporan Reuters hari ini, serangan ini terjadi di Wado al Gadid yang berbatasan dengan Sudan dan Libya. Selain menewaskan penjaga perbatasan, pertempuran ini juga menewaskan dua penyerang.
Para pejabat keamanan menyatakan penyerang adalah para penyelundup. Namun, lewat akun Facebook-nya, juru bicara militer menuturkan mereka adalah teroris.
Para penyerang dilaporkan juga meledakkan fasilitas penyimpanan senjata dengan granat roket, sehingga membunuh seorang tentara dan melukai empat lainnya.
Presiden Mesir Abdel Fattah el Sisi telah berulang kali menyatakan keprihatinannya terhadap militan yang memanfaatkan kekacauan di Libta dan melancarkan operasi di sepanjang perbatasan. Sisi juga telah mengadakan pertemuan darurat dengan para pejabat keamanan Mesir untuk membahas masalah ini.
Meski belum diketahui secara pasti siapa penyerangnya, militan Sinai memang telah meningkatkan serangan terhadap polisi dan tentara sejak Sisi menggulingkan Presiden Mesir Muhammad Mursi tahun lalu. (Baca: Peringati Setahun Kudeta Mesir, 200 Orang Ditahan)
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Terpopuler
Milisi Diduga Incar Pesawat Putin, Bukan MH17
Nenek PM Malaysia Najib Razak Jadi Korban MH17
Pelayan Ini Makan Kecoa yang Ditemukan Pelanggan