Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hillary: Ahmadinejad 'Merak yang Suka Kelahi'  

Editor

Indah Pratiwi

image-gnews
Mahmoud Ahmadinejad. AP/Fernando Llano
Mahmoud Ahmadinejad. AP/Fernando Llano
Iklan

TEMPO.CO, Washington - Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton hari ini meluncurkan memoar terbarunya, Hard Choices. Banyak pengamat menyebut peluncuran buku ini menandai ambisinya untuk maju dalam pencalonan presiden 2016 mendatang.

Setelah mengunjungi 112 negara dalam empat tahun kariernya sebagai Menlu, ia dalam buku terbarunya menyatakan Gedung Putih membuatnya bangkrut. (Baca pula: Hillary Mengaku Bangkrut Saat Tinggalkan Gedung Putih.) Ia juga menyoroti hubungannya dengan para tokoh dunia dan memberi penilaian masing-masing. "Unsur personal lebih memainkan peran dalam urusan internasional," tulisnya.

Hubungan paling sulit sebagai diplomat yaitu dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin. "Dia selalu menguji Anda, selalu mendorong batas," tulisnya tentang Presiden Rusia yang ia gambarkan sebagai pemimpin otokratis yang selalu berselera untuk kekuasaan, wilayah, dan pengaruh.

Dalam mengkritik pengambilalihan Kremlin atas Crimea dan agresi di timur Ukraina, Hillary memperingatkan langkah tersebut bisa menjadi bumerang terhadap negara yang sudah dibebani dengan ekonomi yang sulit itu. "Pikirkan juga kepentingan strategis jangka panjang yang akan dikejar Rusia jika Putin tidak terpaku pada klaim ulang kekaisaran Soviet dan menghancurkan perbedaan pendapat dalam negeri," tulisnya.

Hillary juga menilai mantan Presiden Cina Hu Jintao, yang disebutnya sebagai orang yang lamban dan terlalu sopan. Dalam buku setebal 635 halaman itu, ia juga menyebut Hu tidak memiliki "otoritas pribadi" seperti pendahulunya, Deng Xiaoping.

"Hu tampak bagi saya lebih seperti ketua dewan direksi yang terasing ketimbang CEO yang berkuasa," Hillary menjelaskan, mengutip perjalanan ke Beijing di mana dia sering mengadakan pertemuan dengan pejabat tingkat yang lebih rendah.

Khusus tentang Ahmadinejad, Hillary mengkritiknya secara tajam. Mantan Presiden Iran itu disebutnya sebagai "penyangkal Holocaust dan provokator yang menghina Barat di setiap kesempatan."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemimpin Iran itu disebutnya menunjukkan diri sebagai "burung merak yang gemar berkelahi, yang mondar-mandir di panggung dunia," dan tidak pernah mau mencairkan hubungan dingin dengan Washington. "Masa jabatan kedua presiden Ahmadinejad adalah bencana," tulisnya.

Hillary juga menyoroti sikap defensif pemimpin Israel, Benjamin Netanyahu. "Aku belajar bahwa Bibi akan melawan jika ia merasa sedang terpojok. Namun, jika Anda terhubung dengan dia sebagai teman, ada kemungkinan Anda bisa menemukan sesuatu untuk dilakukan," ujarnya.

Nama lain yang disebutnya dalam memoar terbarunya itu adalah Kanselir Jerman Angela Merkel, yang ia gambarkan sebagai "pemimpin paling berkuasa di Eropa". "Dia bak memikul Eropa di bahunya," tulisnya tentang Merkel, yang ditemuinya pertama kali pada tahun 1994 ketika mendampingi suaminya, presiden Bill Clinton, melakukan perjalanan ke Berlin.

Kebalikan dari Merkel yang tenang, menurut Hillary, adalah mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy yang disebutnya sebagai tokoh yang cenderung meledak-ledak. "Kebijakan luar negerinya bak mengisap oksigen dari sebuah ruangan," tulisnya.

AP | INDAH P.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi hingga Israel Minta Bantuan Senjata ke AS

3 hari lalu

Mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad. AP
Top 3 Dunia: Presiden Iran yang Diduga Keturunan Yahudi hingga Israel Minta Bantuan Senjata ke AS

Berita Top 3 Dunia pada Ahad 21 April 2024 masih berkutat seputar konflik terbaru Iran-Israel.


Presiden Iran dari Masa ke Masa, Lawan Berat Israel Setelah Saddam Husein dan Muamar Qadafi Tumbang

9 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi mengangkat Alquran saat berpidato di Sesi ke-78 Majelis Umum PBB di New York City, AS, 19 September 2023. REUTERS/Mike Segar
Presiden Iran dari Masa ke Masa, Lawan Berat Israel Setelah Saddam Husein dan Muamar Qadafi Tumbang

Serangan Iran sebagai balasan serangan Israel terhadap konsulatnya di Damaskus. Berikut Presiden Iran dari masa ke masa.


Mahmoud Ahmadinejad Pilih Golput di Pilpres Iran

19 Juni 2021

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. (AP Photo/Maxim Shemetov, Pool)
Mahmoud Ahmadinejad Pilih Golput di Pilpres Iran

Ia kecewa lantaran banyak kandidat, termasuk dirinya, yang mendaftar tidak diloloskan oleh Dewan Wali untuk bersaing di pilpres Iran.


Mahmoud Ahmadinejad Gagal Jadi Capres Iran

26 Mei 2021

Mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad berbicara dalam konferensi pers di Tehran, Iran, 5 April 2017. AP Photo
Mahmoud Ahmadinejad Gagal Jadi Capres Iran

Dewan Penjaga Iran mendiskualifikasi 585 orang, salah satunya Mahmoud Ahmadinejad.


Mahmoud Ahmadinejad Mencalonkan Diri Lagi, Ujian Untuk Rezim Ulama

12 Mei 2021

Mahmoud Ahmadinejad (kiri) dan Hasan Rowhani. AP/Presidency Office, Ebrahim Seyyedi
Mahmoud Ahmadinejad Mencalonkan Diri Lagi, Ujian Untuk Rezim Ulama

Mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad mencalonkan diri lagi untuk Pemilu Iran yang akan berlangsung Juni nanti.


Mahmoud Ahmadinejad Daftar Pilpres Iran

12 Mei 2021

Mantan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad berbicara dalam konferensi pers di Tehran, Iran, 5 April 2017. AP Photo
Mahmoud Ahmadinejad Daftar Pilpres Iran

Televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa mantan presiden Mahmoud Ahmadinejad bakal mencalonkan diri lagi di pemilihan presiden Juni mendatang.


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.