Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PBB: Kejamnya Korut Kombinasi Nazi ,Soviet, dan Apartheid

image-gnews
Marzuki Darusman saat seminar tentang kekejaman rezim Korea Utara di seminar Jalan Panjang Penegakkan dan Penghormatan HAM di Korea Utara, di LIPI, Jakarta (29/4). Marzuki adalah pelapor khusus PBB untuk HAM Korut. TEMPO/Maria Rita
Marzuki Darusman saat seminar tentang kekejaman rezim Korea Utara di seminar Jalan Panjang Penegakkan dan Penghormatan HAM di Korea Utara, di LIPI, Jakarta (29/4). Marzuki adalah pelapor khusus PBB untuk HAM Korut. TEMPO/Maria Rita
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk masalah hak asasi manusia di Korea Utara, Marzuki Darusman, mengatakan kejahatan kemanusiaan di Korea Utara merupakan kombinasi kejahatan masa lalu yang terjadi di Jerman pada masa kekuasaan rezim fasis otoriter Nazi, rezim apartheid di Afrika Selatan, dan rezim totaliter komunis Uni Soviet. Kualitas kejahatan yang dialami rakyat Korea Utara sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

“Bahkan, sekalipun ada saksi dari Korea Utara mengemukakan pengalaman pribadinya, kita hanya bisa membayangkan. Kita tidak dapat sungguh-sungguh merasakan yang sebenarnya,” kata Marzuki dalam seminar "Jalan Panjang Penegakan dan Penghormatan Hak Asasi Manusia di Korea Utara" di auditorium Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Selasa, 29 April 2014. (Baca: Dua Mantan Tapol Ungkap Kekejaman Korea Utara)

Seminar diselenggarakan oleh LIPI, Citizens' Alliance for North Korean Human Rights, serta Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). (Baca: Pekan HAM Korea Utara Dibuka 28 April Ini)

Menurut Marzuki, kejahatan kemanusiaan yang dilakukan rezim Korea Utara terekam dari pengalaman hidup sekitar 27 ribu warga negara itu yang berhasil melarikan diri ke Korea Selatan.  Informasi juga datang dari sejumlah LSM internasional, negara-negara yang memiliki perwakilan di Korut, dan badan-badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang ada Korut.

Atas dasar kesaksian dan informasi itu, Marzuki mengajak dunia internasional segera mengambil peran untuk mengakhiri kekejaman rezim Korut untuk menyelamatkan lebih dari 20 juta warganya. Namun saat ini, ujar dia, dunia berada di persimpangan jalan dalam menyikapi permasalahan di Korut. "Dunia ingin memberikan bantuan kepada rakyatnya, namun khawatir bantuan itu dipakai oleh rezim Korea Utara untuk memperkuat sumber dayanya untuk kepentingan militernya,” ujar Marzuki. (Baca: Korea Utara Punya Teknik Rumit untuk Kelabui Sanksi PBB)

Sedangkan Cina, yang dianggap sebagai pemain kunci dalam penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang terburuk di dunia sepanjang sejarah abad ke-21, menolak untuk bekerja sama. Malah, Cina disesalkan oleh dunia internasional karena tidak melindungi warga Korut yang lari dari negaranya karena kekejaman yang tak sanggup lagi ditoleransi.

Peneliti senior LIPI, Riefqi Muna, mengatakan apa yang terjadi di Korut sudah dimengerti dunia internasional. Menurut dia, Negara itu pun tahu apa yang menjadi sorotan dunia internasional terhadap dirinya. Jadi, kata dia, dunia internasional seharusnya sesegera mungkin mengambil langkah untuk menyelesaikan pelanggaran HAM yang di luar batas kesadaran manusia. (Baca: Korea Utara Sebut Laporan HAM PBB Bohong)

Dia mempertanyakan negara-negara Barat yang selama ini mampu mengubah rezim di beberapa kawasan, seperti Timur Tengah, Semenanjung Arab, dan Rusia, tapi tidak mampu melakukannya untuk Korut.

Meski begitu, kata Riefqi, dunia internasional tidak boleh diam dalam menyuarakan masalah Korut. Bahkan dia mengajukan usulan pembentukan badan HAM di Indonesia untuk menyuarakan pelanggaran HAM di ASEAN dan Asia. “Ini untuk mencegah agar tidak terjadi lagi di negara-negara lain.” (Baca: PBB Kumpulkan Bukti Kekejaman Pemimpin Korea Utar)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

MARIA RITA HASUGIAN 


Terpopuler:
Satu WNI di Jeddah Meninggal Akibat MERS-CoV  
Ayah Dua Anak Ini Pernah Jadi Korban Gay Pedofil  
Pilot AS Klaim Temukan Puing MH370 di Laut Siam  

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri pertemuan majelis politik Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Korea Utara, dalam foto yang dirilis pada 14 Agustus 2020. Dalam pertemuan tersebut, Kim mengatakan bahwa akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar negeri karena telah melakukan kampanye anti virus yang agresif. KCNA via REUTERS
Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.


Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.


Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Biro Politik Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, 30 Desember 2020. Langkah pertama Kim di awal 2021 akan menjadi sinyal pendekatan pertamanya terhadap presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. KCNA/via REUTERS
Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.


Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tersenyum saat melihat salah satu rumah saat memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah yang dilanda topan di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, 14 Oktober 2020. Kim Jong Un menjadi sorotan dunia saat  dirinya menangis di tayangan televisi pada akhir pekan lalu. KCNA via REUTERS
Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini


Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.


Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.


Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.


Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.