TEMPO.CO, kabul - Penghitungan hasil pemilihan Presiden Afganistan ditunda setelah ditemukan begitu banyak kecurangan. Investigasi terhadap kecurangan dalam pemilihan presiden yang dianggap paling demokratis dan aman ini belum rampung.
Sesuai dengan jadwal, komisi pemilihan independen melakukan penghitungan hasil suara yang dilakukan Rabu, 23 April 2014. Namun diputuskan ditunda hingga Sabtu mendatang.
Komisi pemilihan independen saat ini melakukan investigasi menyeluruh terhadap kecurangan yang terjadi. "Mereka mengkritik akurasi dan integritas hasil akhirnya," ujar lembaga itu dalam rilisnya kepada pers. (Baca: Pasukan AS Diminta Bertahan di Afganistan)
Ratusan pelanggaran yang ditemukan sedang diinvestigasi untuk memastikan pemilihan presiden tahun ini dapat lebih baik dibanding 2009.
Hasil penghitungan sementara menyebutkan mantan Menteri Luar Negeri Afganistan Abdullah Abdullah meraih 44,4 persen suara. Sedangkan pesaingnya, ekonom Bank Dunia bernama Ashraf Ghani, meraih 33,2 persen suara.
Tak satu pun kandadit meraih lebih dari 50 persen suara. Jadi, kemungkinan akan terjadi pemilihan presiden putaran kedua pada 28 Mei 2014.
Mirwais Esmatullah, jurnalis Afganistan, mengatakan Abdullah Abdullah tidak yakin dapat memenangi pemilihan presiden. Ia beralasan, saat ini lebih dari 80 persen populasi penduduk Afganistan adalah kaum muda dan kebanyakan mereka pendukung Ashraf Ghani.
"Masa depan negara kami tergantung pada hasil pemilihan. Jika Gani menang, segala sesuatu akan berjalan baik," ujar Mirwais, 14 April 2014.
Namun, jika Abdullah Abdullah yang memenangi pemilihan, ujar dia, itu juga bukan masalah besar. Alasannya, Afganistan didukung oleh masyarakat internasional yang akan menjaga keamanan negara itu. (Baca: Pemilu di Afganistan Dihujani Roket dan Tembakan)
ABC | RFERL.ORG | MARIA RITA HASUGIAN
Terpopuler:
Robert Blake: Islam Mendapat Tempat di Amerika
Pengakuan Pembunuh Sopir Taksi Express di Klender
Pedofil Buron FBI Pernah 10 Tahun Jadi Guru di JIS