TEMPO.CO, Damaskus - Rencana pemilihan presiden di Suriah yang akan dilaksanakan pada 3 Juni mendatang dikecam Sekjen PBB Ban Ki-moon. Ia menilai pilpres saat negara itu tengah mengalami perang saudara hanya akan memperburuk keadaan.
Dikutip dari BBC News, Senin, 21 April 2014, Ki-moon memperingatkan langkah itu akan mengganggu penyelesaikan politik atas konflik Suriah yang telah menewaskan 150 ribu orang dan mengakibatkan munculnya jutaan pengungsi.
Selain itu, pemerintah Amerika Serikat juga menyerukan hal yang sama. Lewat juru bicara Kementerian Luar Negeri Jen Psaki, Amerika menilai pilpres itu akan menjadi "parodi demokrasi" tanpa kepercayaan yang jelas.
"Menyelenggarakan pemilihan saat kondisi seperti ini sama saja dengan melucuti hak jutaan rakyat Suriah dan tidak akan memenuhi aspirasi rakyat. Tidak juga membawa negara itu ke arah politik lewat perundingan," kata Psaki.
Kementerian Luar Negeri Inggris memprediksi pilpres itu hanya akan melanggengkan kekuasaan Bashar al-Assad. Mereka yakin jika pilpres tetap dilakukan, al-Assad akan menang lagi untuk tahun ketiganya.
RINDU P HESTYA | BBC NEWS
Berita Lain:
Biaya Pencarian MH370 Mulai Dikeluhkan
Kisah Pasangan Setia Hingga Akhir Hayat
Putin Tak Tertarik Kuasai Alaska
WNI Pemijat Refleksi Diadili di Malaysia
Feri Tenggelam di Korsel, Korban Tewas 64 Orang