TEMPO.CO, Kairo - Sekitar 23 orang tewas dan 30 lainnya luka-luka dalam bentrokan suku di Provinsi Aswan, Mesir, Jumat malam, 4 April 2014. Menurut kantor berita MENA, tembak-menembak terjadi sejak Jumat malam dan berulang pada Sabtu pagi. Kedua suku yang berseteru adalah Helal Tribe dan Nubian Daboudiya.
"Bentrokan terjadi setelah pada Rabu kemarin sekelompok anak sekolah dari satu suku menggoda dan main mata dengan gadis dari suku lainnya," tulis Xinhua, Ahad, 6 April 2014. "Di antara anak-anak itu, sempat terjadi cekcok kecil. Kemudian meningkat menjadi pertengkaran keluarga besar."
Pada Sabtu pagi, suara tembakan kembali meletus setelah suku Nibian membakar rumah Helal Tribe, yang menimbulkan kekacauan dan pertumpahan darah di Desa Al-Sayl al-Rifi. Sebagian besar korban berasal dari suku Helal.
Saksi mata menyatakan kedua keluarga menggunakan senapan mesin dan bom molotov selama pertempuran. Sedangkan pasukan keamanan menembakkan gas air mata untuk membubarkan perseteruan. "Muntahan peluru di antara kedua keluarga menyulitkan ambulans untuk mengevakuasi korban."
Menanggapi bentrokan itu, Perdana Menteri Ibrahim Mahlab dan Menteri Dalam Negeri Mohamed Ibrahim mengunjungi Aswan pada Sabtu kemarin. Di sana, mereka bertemu dengan pemuka dan anggota suku. Dalam pertemuan itu, tokoh Nubian meminta pemberlakuan jam malam dan penambahan penjaga keamanan guna menghindari konfrontasi.
Gubernur Aswan Mostafa Yousry melakukan pertemuan darurat dengan pejabat keamanan serta militer. Hasilnya, Yousry memutuskan menutup 17 sekolah hingga waktu yang belum ditentukan. Ia juga memerintahkan pengelola rumah sakit untuk siap dalam keadaan darurat.
XINHUA | LA TIMES | CORNILA DESYANA
Terpopuler:
Bayi 9 Bulan Didakwa Pembunuhan Berencana
Gereja Hendak Dirobohkan, Umat Kristen Cina Siaga
Militer Jepang Siap Hancurkan Rudal Korea Utara