TEMPO.CO, New York – Kebijakan Uni Eropa mengenai Sistem Umum Suaka Eropa menjadi momok tersendiri. Sistem tersebut memang menjadi angin segar bagi para pencari suaka. Namun gelombang pencari suaka menjadi tak terbendung hingga akhirnya menimbulkan masalah baru. (Baca: Jerman Jadi Tujuan Favorit Pencari Suaka)
“Masalahnya selalu (terkait) dengan akses dan suaka,” kata Volker Tusk, direktur lembaga pengungsi UNHCR, organisasi PBB yang menangani perlindungan internasional, seperti dilansir dari Reuters.
Ratusan orang meninggal pada tahun lalu saat mereka berusaha masuk ke Eropa dengan perahu melalui Lampedusa, sebuah pulau di Italia yang berada di sebelah selatan Sisilia. Wilayah tersebut merupakan gerbang ke Eropa untuk migrasi terlarang lewat jalur laut bagi para pencari suaka dari sejumlah negara Timur Tengah dan Afrika yang didera konflik.
Tak sampai di situ, kebijakan "pintu lebar" Eropa juga membuat sejumlah pencari suaka mencoba memasuki wilayah ini dengan cara ilegal menggunakan penyelundup yang terorganisasi. Dengan bantuan penyelundup, mereka akhirnya bisa menggunakan paspor palsu. Beberapa bahkan masuk Eropa tanpa dokumen resmi.
Karena itu, Uni Eropa kini diminta lebih jeli lagi dalam menangani masalah suaka. Jangan sampai pencari kedamaian ini justru bermasalah dengan hukum. Padahal, jika mereka bisa masuk Eropa secara legal, perlindungan internasional akan benar-benar mereka dapatkan.
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Terpopuler
Ahli Curiga Malaysia Sudah Tahu Lokasi MH370
CNN: Kuala Lumpur di Indonesia
Jindalee, Radar Sensitif Pelacak MH370
Mengapa Habibie Yakin Malaysia Airlines Meledak?