TEMPO.CO, Singapura – Masalah seputar nama KRI Usman Harun yang membuat tegang hubungan Singapura dan Indonesia masih berlanjut. Menteri Luar Negeri Singapura, K. Shanmugam, menyambut dengan baik komentar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang menyebutkan bahwa Indonesia tak berniat buruk dalam penamaan kapal perang itu. Namun ia tetap berharap KRI Usman Harun bisa berganti nama.
“Tidak masalah jika penamaan itu diberikan pada gedung. Tidak masalah jika Usman dan Harun dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Tapi soal kapal, yang akan berlayar ke seluruh samudra, tentu ini menjadi masalah,” katanya, seperti dikutip Channel News Asia.
Baginya, setiap kapal yang berlayar akan membawa pesan, baik yang terkandung dalam nama maupun bendera yang dikibarkannya. Shanmugam tak ingin seluruh dunia beranggapan bahwa dua marinir Indonesia, Usman Janatin dan Harun Said, merupakan pahlawan. Sebab, bagi Singapura, keduanya adalah teroris.
Namun demikian, Shanmugam menghargai komentar Marty yang dinilainya “membantu dan konstruktif.” Pada Selasa, 11 Februari 2014, Marty menyatakan Indonesia tidak pernah bermaksud untuk mengisyaratkan permusuhan dan kebencian kepada Singapura dengan menamai kapal milik TNI AU ini KRI Usman Harun.
“Kami menyambut dengan baik komentar tersebut,” tuturnya lagi. Yang terpenting, kata Shanmugam, Indonesia telah sadar bahwa penamaan ini berdampak bagi Singapura. Dan, Shanmugam tetap menghargai kedaulatan Indonesia karena memilih nama itu meski ia juga tetap berharap Indonesia bisa mengganti nama KRI itu. (Baca:KRI Usman Harun, Tak Ada Niat RI Buka Luka Lama)
ANINGTIAS JATMIKA | CHANNEL NEWS ASIA
Berita Terkait:
Curhat Usman-Harun Menteri Singapura Riuh Direspon
FOTO: Melihat Makam Usman dan Harun di TMP Kalibata
FOTO : Lee Kuan Yew Pernah Tabur Bunga di Makam Usman dan Harun
Sebenarnya, Singapura Jadikan Usman Harun Pahlawan
Bagaimana Upaya Terakhir RI Bebaskan Usman-Harun?