TEMPO.CO, Kairo - Pemerintahan sementara Mesir yang didukung militer menetapkan kelompok Al Ikhwan Al Muslimun sebagai organisasi teroris pada Rabu, waktu setempat. Langkah ini diambil setelah kelompok pendukung presiden terguling Muhammad Mursi itu dituding mendalangi serangan bom bunuh diri ke kantor polisi yang menewaskan sedikitnya 16 orang pada Selasa lalu.
Padahal kelompok Ansar Bayt al-Maqdis mengaku bertanggung jawab atas insiden yang juga melukai 140 orang itu.
Deputi Perdana Menteri, Hossam Eissa, dalam pengumuman melalui stasiun televisi al-Masriaya menuding aksi kekerasan yang dilakukan Al Ikhwan Al Muslimun telah melampaui batas. “Siapa pun yang mendukung kelompok ini, termasuk memberikan dana, akan dihukum,” kata Eissa.
Adapun Menteri Solidaritas Sosial, Ahmed al-Borei, menyatakan pemerintah melarang semua kegiatannya termasuk aksi demonstrasi.
Ratusan pendukung Al Ikhwan Al Muslimun langsung melancarkan protes di sejumlah kota di Mesir seusai pengumuman pemerintah. Di Kota Alexandria, beberapa demonstran melemparkan petasan ke arah aparat dan membakar sejumlah mobil polisi. Di Ibu Kota Kairo, demonstran berpawai di Distrik Dokki dengan mengacungkan empat jari sebagai simbol Rabaa (empat dalam bahasa Arab). Di Masjid Rabaa al-Adawiya, ratusan pendukung Mursi tewas dibantai oleh militer Mesir.
Akun Facebook Partai Keadilan dan Kebebasan yang berafiliasi dengan Al Ikhwan Al Muslimun menyamakan tindakan pemerintah Mesir dengan Israel. “Penetapan kami sebagai teroris sama dengan penetapan teroris gerakan perjuangan Palestina oleh Israel. Kudeta terhadap Mursi-lah yang seharusnya disebut teroris,” demikian pernyataan resmi partai.
Al Ikhwan Al Muslimun yang beranggotakan jutaan orang merupakan salah satu organisasi politik terbesar di Mesir sebelum penjungkalan Mursi oleh militer pada 3 Juli lalu. Gerakan sosial politik yang didirikan pada 1928 itu mampu meraup kemenangan besar dalam pemilu demokratis pertama setelah tumbangnya diktator Husni Mubarak pada 2011 silam.
Kini nasib buruk menimpa Al Ikhwan Al Muslimun. Mursi dan para petinggi kelompok didakwa dengan berbagai macam tuduhan, termasuk tindakan terorisme dan konspirasi dengan kelompok asing, yakni Hamas Palestina dan Hizbullah Libanon. Jika terbukti, mereka terancam hukuman mati.
L CNN | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita Lain:
Diakhir Tahun, Avril Lavigne Tampil Tanpa Eyeliner
Tips Sehat Selama Perjalanan Saat Liburan
7 Keunikan Tradisi Perayaan Natal di Indonesia
Pubertas Dini Membuat Remaja Putri Lebih Nakal?