TEMPO.CO, Tel Aviv - Perdana Menteri Israel Binyamin Netanyahu akan menghubungkan pembebasan mata-matanya--mantan analis intelijen Angkatan Laut AS Jonathan Pollard-- dengan kemajuan dalam pembicaraan damainya dengan Palestina, yang disponsori Amerika Serikat. Soal ini dilaporkan media Israel, Selasa, 24 Desember 2013.
Laporan media mengatakan, Netanyahu akan minta pembebasan Pollard ketika Israel menandatangani perjanjian kerangka kerja perdamaian dengan Palestina, atau sebagai bagian dari pertukaran tahanan yang melibatkan warga Arab-Israel yang menjadi tersangka teroris, yang selalu dikecualikan dari perjanjian sebelumnya.
Kantor Netanyahu menolak untuk mengonfirmasi atau menyangkal berita yang dilaporkan oleh sebagian besar media yang memiliki koresponden urusan diplomatik. Meski menolak mengonfirmasi, praktek ini dianggap sebagai cara yang disukai untuk membocorkan informasi sensitif.
Pollard dipenjara pada tahun 1987 karena menjadi mata-mata Israel dan telah menjalani hukuman penjara lebih lama daripada mata-mata lainnya yang ditangkap di Amerika Serikat. Permintaan Israel yang disampaikan berulangkali untuk pembebasannya, telah diabaikan meskipun juga didukung oleh pejabat tinggi Amerika Serikat.
"Ini soal keadilan," kata Wakil Menteri Pertahanan Israel, Danny Danon. "Amerika tidak bisa datang kepada kami meminta lebih dan lebih sementara Pollard masih di penjara."
Gilad Shalit, tentara Israel yang dibebaskan dalam pertukaran tawanan pada tahun 2011 setelah ditahan selama lima tahun oleh Hamas, memperkuat desakan moral itu dengan menyerukan kepada "teman-teman Amerika kami" untuk membebaskan Pollard.
"Setelah Israel membebaskan teroris yang tangannya berlumuran darah sebagai isyarat untuk Palestina, ini (pembebasan Pollard) merupakan sikap timbal balik yang sesuai," tulis Shalit dalam kolom surat kabar nasional Israel.
Namun, beberapa pengamat hubungan AS-Israel memperingatkan bahwa dibocorkannya informasi terbaru ini mungkin dirancang lebih untuk konsumsi domestik saat Netanyahu bergulat dengan partai sayap kanan yang tersinggung dengan pembebasan tahanan Palestina pekan depan sementara aksi kekerasan terus meningkat.
"Ada begitu banyak masalah yang sulit sekarang dalam agenda antara Obama dan Netanyahu dan menambahkan soal Pollard di atas tumpukan bagasi yang dibawanya itu sepertinya tidak mungkin," kata Profesor Gerald Steinberg dari Bar-Ilan University.
Guardian | Abdul Manan