TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, mengaku tidak menyangka akan dipanggil pulang ke Jakarta. Ketika perintah itu disampaikan, Senin, 18 November 2013, Nadjib sedang menuju Brisbane, Australia Barat, untuk membuka Forum Indonesia-Australia.
Forum tersebut melibatkan sejumlah lembaga penelitian dan universitas, antara lain LIPI, Universitas Gadjah Mada, dan UI. Karena terburu-buru, istri dan anaknya pun belum sempat berbenah. Mereka akan menyusul ke Jakarta, sedangkan Nadjib akan berkantor di Kementerian Luar Negeri untuk sementara waktu.
"Begitu saya mendarat (di Brisbane), saya sudah terima instruksi dari Jakarta bahwa saya harus kembali. Saya segera ambil pesawat pertama pagi berikutnya karena sudah agak malam," katanya dalam wawancara singkat Nadjib dengan Tempo di sela-sela sarapan pagi, Kamis, 21 November 2013.
Pada malamnya, dalam sebuah acara resepsi kecil di kalangan pembicara beserta rektor dan vice counselor dari Griffith University, Nadjib lalu menyampaikan permohonan maaf bahwa dirinya akan kembali ke Jakarta dan tidak akan ikut kegiatan tersebut. "Mereka memberikan dukungan kepada saya."
Pagi-pagi sekali, jam 5 pagi pada hari berikutnya, Nadjib balik ke Canberra dengan pesawat pertama. Kedatangannya bukan cuma disambut sang istri, tetapi juga wartawan Australia terkait skandal penyadapan dan reaksi pemerintahan Jakarta. "Saya kaget. Seperti jadi selebriti dadakan. Belum pernah jadi selebriti kayak gitu," katanya.
NATALIA SANTI
Berita Terpopuler
Polisi: Adiguna Tak Berbohong
Dokter Disiram Kopi, Ini Penjelasan RS Husada
Ini Kondisi Rumah Bos Angkot Penyekap 2 Gadis
Jokowi Bawa PM Belanda Blusukan ke Waduk Pluit
Vika Cabut Laporan, Kasus Flo Jalan Terus