TEMPO.CO, Kabul - Presiden Afganistan Hamid Karzai memberikan dukungan terhadap sebuah pakta keamanan yang diusulkan Amerika Serikat, yang memungkinkan 15 ribu tentara asing tetap berada di negara itu. Namun, dia mengatakan, pakta itu tidak akan ditandatangani sampai setelah pemilu tahun depan.
Ia menyatakan hal itu saat menghadiri pertemuan akbar para pimpinan suku, tokoh masyarakat, dan politikus Afganistan. Pertemuan empat hari itu dimaksudkan untuk membahas Perjanjian Keamanan Bilateral (BSA), yang antara lain membahas kehadiran militer Amerika Serikat di Afganistan.
Beberapa jam sebelum pertemuan, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan, kedua pihak akhirnya menyetujui teks perjanjian tersebut setelah berbulan-bulan melakukan negosiasi yang sulit.
Sebuah surat dari Presiden AS Barack Obama menegaskan, kesepakatan diumumkan oleh pejabat Afganistan pada hari Selasa. Kantor Karzai menyatakan sebagian dari isi kesepakatan adalah pasukan AS tidak akan diizinkan memasuki rumah warga Afganistan untuk alasan operasi militer. "Kecuali dalam keadaan luar biasa dengan risiko mendesak untuk keselamatan tentara AS," demikian salah satu bunyi kesepakatan.
Masalah ini adalah salah satu yang sangat sensitif di Afganistan dan menjadi ancaman serius bagi kesepakatan. Jika pertemuan akbar yang diistilahkan sebagai loya jirga itu menyetujuinya, langkah selanjutnya adalah menunggu pengesahan parlemen.
Kesepakatan disebut-sebut sangat penting untuk masa depan negara itu setelah 2014, ketika sebagian besar dari 75 ribu tentara NATO akan ditarik kembali ke negara asalnya. Menurut PBB, pemberontakan Taliban tahun ini telah mencapai tingkat kekerasan yang tidak pernah terjadi sejak 2010.
Karzai mendesak 2.500 peserta pertemuan itu untuk mempertimbangkan masa depan Afganistan saat mereka membuat keputusan. Ia menyatakan kesepakatan itu memberi kesempatan pada negara mereka untuk maju setelah lebih dari 30 tahun dilanda perang.
CNN | TRIP B