TEMPO.CO, Washington-- Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) memantau pembicaraan telepon dari 35 kepala negara dunia setelah mendapat nomor mereka dari seorang pejabat di departemen lainnya. Hal tersebut terungkap dalam dokumen rahasia dari mantan kontraktor NSA, Edward Snowden.
Memo rahasia itu mengungkapkan bahwa NSA mendorong para pejabat senior di departemen-departemen "pelanggan" mereka seperti Gedung Putih, Kementerian Luar Negeri, dan Pentagon untuk berbagi Rolodex mereka sehingga badan tersebut bisa menambahkan nomor-nomor para pemimpin politikus asing ke dalam sistem pengawasan.
Dokumen itu mencatat seorang pejabat AS menyerahkan 200 nomor, 35 di antaranya milik kepala negara. Namun, tidak satu pun yang kepala negara disebut namanya. Nomor-nomor tersebut kemudian dipantau oleh NSA.
Pengungkapan tersebut tampaknya akan meningkatkan ketegangan diplomatik antara Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya. Hari Rabu, Kanselir Jerman Angela Merkel menuduh Amerika Serikat menyadap telepon genggamnya.
Tuduhan itu langsung dibantah Gedung Putih. Sekretaris Pers Jay Carney mengatakan Amerika Serikat “tidak memantau dan tidak akan memonitor” komunikasi Kanselir Jerman. Namun bantahan itu tidak berhasil meredakan kemarahan Jerman. Pejabat Berlin segera menyebut bahwa Amerika Serikat tidak membantah pemantauan telepon di masa lalu.
Memo NSA yang dimiliki The Guardian menunjukkan pengawasan terhadap pemimpin Jerman itu bukan satu-satunya. Badan tersebut secara rutin memantau telepon para pemimpin dunia, bahkan meminta bantuan pejabat departemen Amerika Serikat lainnya. Memo dibuat sewaktu Presiden George W. Bush memimpin periode kedua pemerintahannya dengan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice dan Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld.
Memo berlinimasa Oktober 2006 diedarkan kepada staf Direktorat Sinyal Intelijen (SID). Memo ini berjudul “Pelanggan bisa membantu SID mendapatkan nomor telepon sasaran.” Nomor-nomor telepon yang diinginkan tidak saja telepon kantor, tetapi juga rumah, telepon langsung, dan telepon genggam.
Merkel, menurut Reuters, menduga dirinya dipantau setelah melihat nomor teleponnya terpampang dalam dokumen. Dalam pembicaraan telepon dengan Obama, Merkel mendesak adanya pijakan hukum baru soal pengawasan Amerika Serikat.
Awal pekan ini, Obama menelepon Presiden Prancis Francois Hollande terkait laporan Le Monde yang mengatakan NSA mengakses lebih dari 70 juta catatan telepon warga Prancis dalam 30 hari. Sebelumnya, media Jerman, Der Spiegel mengungkapkan aksi NSA terhadap para pejabat senior Uni Eropa.
Badan Eksekutif Uni Eropa, Komisi Eropa, pekan ini mendukung proposal yang mengharuskan perusahaan teknologi Amerika Serikat untuk meminta izin terlebih dahulu sebelum menyerahkan data warga negara Uni Eropa ke badan-badan intelijen AS. Parlemen Eropa juga mendukung penangguhan kesepakatan berbagi data bank Trans Atlantik, setelah Der Spiegel mengungkapkan bahwa NSA memantau sistem transfer bank internasional (SWIFT).
GUARDIAN | NATALIA SANTI
Topik Terhangat
Sultan Mantu | Misteri Bunda Putri | Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Dinasti Banten
Berita Terpopuler
Mitos di KPK, Tahanan Punya Istri Lebih dari Satu?
Pengacara Tak Tahu Suami Airin Punya Wanita Lain
Seks Oral di Kantin Sekolah, Dua Pelajar Dihukum
Menteri Gamawan: FPI Aset yang Perlu Dipelihara
Ruhut: Katanya Ormas Budaya, PPI Kok Ngomong Gosip