Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Setelah Suriah, Kini Giliran Senjata Kimia Israel  

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Sejumlah masker gas saat diproduksi di pabrik masker Shalon di Kiryat Gat, Israel (29/8). Pemerintah memerintahkan produksi dan pendistribusian masker ini kepada warga sebagai tindakan siaga atas serangan senjata kimia dari Suriah. (AP Photo/Tsafrir Abayov)
Sejumlah masker gas saat diproduksi di pabrik masker Shalon di Kiryat Gat, Israel (29/8). Pemerintah memerintahkan produksi dan pendistribusian masker ini kepada warga sebagai tindakan siaga atas serangan senjata kimia dari Suriah. (AP Photo/Tsafrir Abayov)
Iklan

TEMPO.CO, Tel Aviv - Dicapainya kesepakatan Amerika Serikat dan Rusia pada 14 September 2013 lalu soal penghancuran senjata kimia Suriah membuat Israel terdengar bernapas lega. Banyak orang memperkirakan bahwa jika serangan militer AS terjadi, hal itu akan mendorong Suriah atau sekutunya pentingnya di Libanon, Hizbullah, untuk membalasnya dengan menyerang Israel.

Tak mengherankan jika selama beberapa minggu pada awal September lalu ribuan orang Israel rela menunggu berjam-jam dalam antrean untuk mendapatkan masker gas yang diberikan pemerintah. Sikap warga Israel ini dipicu adanya spekulasi bahwa Suriah akan menyerang tetangganya di selatan ini dengan senjata kimia

Di sisi lain, kesepakatan baru itu juga meningkatkan tekanan pada Israel untuk memusnahkan senjata kimia dan --yang lebih mengkhawatirkan negara ini--senjata nuklirnya. Jika Suriah harus memusnahkan senjata kimia miliknya, logika selanjutnya adalah, mengapa Israel tidak bisa melakukan hal yang sama?

Menteri Luar Negeri AS John Kerry datang ke Israel membahas soal Suriah dengan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu usai pertemuan di Jenewa. Menurut kesepakatan yang didapatkan dalam pertemuan tiga hari di Swiss itu, Suriah akan memberikan daftar semua situs senjata kimia untuk PBB dalam seminggu dan semua senjata tersebut akan dimusnahkan pada pertengahan 2014.

Kelompok yang menentang Presiden Suriah Bashar Assad Suriah mengatakan, pemerintah Suriah sudah memindahkan persediaan senjata kimia yang cukup signifikan ke luar negeri. Harian Libanon, Al-Mustaqbal mengklaim bahwa sekitar 200 truk penuh dengan senjata kimia minggu lalu dikirim ke Irak. Pada saat yang sama, 100 ton bahan kimia dan bom Suriah diyakini sudah didistribusikan ke puluhan situs, yang akan membuat verifikasi dan penghancurannya akan sulit.

Menteri Intelijen Israel Yuval Steinitz mengatakan kepada Radio Angkatan Darat bahwa Israel memiliki "kemampuan yang baik" ketika ada kebutuhan untuk mengikuti jejak senjata kimia pemerintah Assad itu.

Berbicara kepada media setelah pertemuannya dengan Kerry, Netanyahu mengatakan, "Kami mengikuti dari dekat dan mendukung upaya-upaya Anda untuk membersihkan senjata kimia Suriah. Rezim Suriah harus dilucuti dari semua senjata kimia dan itu akan membuat seluruh daerah kami jauh lebih aman," kata Netanyahu.

Namun, ia juga mengatakan, diplomasi itu harus diikuti dengan dengan ancaman militer yang nyata dan itu juga harus dilakukan terhadap Iran. Israel dan Amerika Serikat menuding Iran mengembangkan senjata nuklir, meski pemerintah di Tehran menyatakan nuklir mereka digunakan untuk kebutuhan sipil, bukan militer.

Sejumlah pejabat Israel lain menanggapi dengan nada kurang diplomatis soal sorotan baru terhadap kepemilikan senjata kimia dan nuklir Israel. "Ini adalah cara untuk mengalihkan perhatian dari subjek nyata. Merupakan fakta bahwa Suriah memiliki senjata kimia, telah menggunakan senjata kimia, dan mencoba mengalihkan sorotan ke kami," kata pejabat Israel di Tel Aviv.

Israel selalu bersikap diam ketika bicara soal senjata kimia, apalagi nuklir. Negara ini menandatangani Konvensi Senjata Kimia tahun 1982 tetapi menjadi satu dari dua negara yang tidak meratifikasinya. Selain Israel, negara lainnya adalah Myanmar. "Dalih utama penolakan Israel untuk meratifikasi perjanjian itu adalah karena kemampuan persenjataan Suriah," kata Eitan Barak, profesor hubungan internasional dari Universitas Ibrani kepada Media Line. "Israel mengatakan Suriah adalah negara tetangga, bermusuhan, dengan gudang besar senjata kimia dan kami harus memiliki kemampuan membalas."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wakil Menteri Luar Negeri Israel Paul Hirschson menguatkan alasan itu dengan mengatakan, "Sayangnya, meskipun Israel menandatangani Konvensi, negara-negara lain di Timur Tengah, termasuk orang-orang yang telah menggunakan senjata kimia baru-baru ini maupun di masa lalu, gagal untuk mengikutinya dan telah menunjukkan bahwa posisi mereka tidak akan berubah walaupun Israel meratifikasi Konvensi."

"Beberapa negara tidak mengakui hak Israel untuk eksis dan terang-terangan menyerukan untuk memusnahkannya. Dalam konteks ini, ancaman senjata kimia melawan Israel dan penduduk sipil bukan bersifat teoritis atau jauh," kata Hirschson kepada Media Line.

Selain senjata kimia, yang lebih mengganggu Israel adalah sorotan terhadap program nuklirnya. "Israel tidak akan menjadi yang pertama memperkenalkan senjata nuklir ke Timur Tengah," kata pejabat di Tel Aviv. Inilah pernyataan umum pejabat Israel selama beberapa dekade terakhir saat ditanya soal program nuklir negara itu.

Meski selalu membantah kepemilikannya, sejumlah laporan lembaga pengawas nuklir memiliki keyakinan bahwa Israel memiliki senjata pemusnah massal itu. Soal senjata kimia Suriah, muncul dalam laporan dinas intelijen Amerika Serikat Central Intelligence Agency (CIA) yang sudah dideklasifikasi (dibuka kepada publik).

Untuk kepemilikan nuklir Israel, salah satunya terdapat dalam Bulletin of the Atomic Scientists, yang dikutip Russia Today beberapa hari lalu. Menurut laporan itu, Israel memiliki 80 hulu ledak nuklir dan punya cukup bahan untuk memproduksi lebih dari 190 senjata nuklir. 

Sejumlah pejabat di Tel Aviv, seperti dikutip Jerussalem Post, mengakui bahwa kesepakatan AS-Rusia soal senjata kimia Suriah telah meningkatkan tekanan pada Israel untuk bergabung dengan Nuclear Proliferation Treaty (NPT). Beberapa negara 190 telah bergabung dengan NPT, yang tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran senjata nuklir. Dari negara-negara pemilik nuklir dunia, hanya empat belum bergabung dengan perjanjian itu: India, Pakistan, Korea Utara, dan Israel.

Eitan Barak mengatakan, Israel menolak untuk menandatangani NPT meskipun ada tekanan dari masyarakat internasional. Namun, soal Konvensi Senjata Kimia, ada kemungkinan Israel akan bersikap lebih fleksibel. "Israel memiliki kepentingan di zona bebas kimia sebagai lawan zona bebas nuklir," kata Eitan Barak. Cara ini akan membuat Israel tetap menjadi negara satu-satunya di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir.

JERUSSALEM POST | REUTERS| ABDUL MANAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

31 Januari 2022

Presiden Israel Isaac Herzog bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 30 Januari 2022. Mohamed Al Hammadi/Kementerian Kepresidenan/WAM/Handout via REUTERS
UEA Cegat Rudal Houthi, Ditembakkan saat Kunjungan Presiden Israel

Uni Emirat Arab berhasil mencegat sebuah rudal balistik yang ditembakkan oleh Houthi dari Yaman ketika negara Teluk itu menjamu Presiden Israel


Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

31 Mei 2018

Sejumlah warga terlibat dalam persiapan menjelang Ramadhan di sekitar masjid Al-Aqsa di Jerusalem, Israel, 11 Juni 2014.  Saeed Qaq/Anadolu Agency/Getty Images
Biro Travel Khawatirkan Larangan Turis Berpaspor Indonesia Masuk Israel

Aturan pelarangan masuk Israel bagi turis berpaspor Indonesia membuat banyak tamu mempertanyakan hal tersebut.


Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

29 Agustus 2017

Seorang pejalan kaki berjalan melewati kedutaan besar Amerika Serikat di Tel Aviv, Israel, Senin (5/8). Penutupan kantor kedutaan AS di Timur Tengah dan Afrika diperpanjang seminggu sebagai tindakan pencegahan setelah al Qaeda mengeluarkan ancaman pada hari Minggu (4/6). REUTERS/ Nir Elias
Kedutaan Besar Amerika di Israel Akan Pindah ke Yerusalem

Netanyahu menunjukkan ekspresi penghargaannya kepada Trump dan pemerintahannya yang selama ini memberikan dukungan kuat bagi Israel.


Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

26 Agustus 2017

Monyet ini berteman dengan seekor ayam. AP
Kesepian, Monyet Rawat dan Bermain dengan Anak Ayam

Niv, monyet dari spesies Macaque telah menghabiskan waktunya dengan menjaga, membelai, membersihkan, dan bermain dengan seekor anak ayam.


Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

15 Agustus 2017

Pandangan umum dari menara Gereja Redeemer terlihat sebuah kubah Dome of the Rock di kota tua Yerusalem. middleeastmonitor.com
Gereja Ortodoks Yunani Protes Israel Propertinya Dijual ke Yahudi

Pemimpin Gereja Ortodoks Yunani di Yerusalem tolak keputusan pengadilan Israel yang menyetujui penjualan properti gereja ke ke perusahaan Yahudi.


Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

7 Agustus 2017

Al-Jazeera. Chicagonow.com
Israel akan Tutup Kantor Berita Al Jazeera

Israel menganggap siaran berita Al Jazeera bersifat menghasut.


Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

26 Juli 2017

Sensitivitas Al-Aqsa dan Kebijakan Israel

Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.


Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

24 Juli 2017

Polisi perbatasan Israle berjaga-jaga dekat pintu masuk masjid Al Aqsa di Yerusalem, 23 Juli 2017. Israel mamasangkan kamera CCTV dan pendeteksi logam pada pintu masuk area masjid yang ditentang oleh warga Palestina dan memicu keteganga di area tersebut. AP
Ditembaki Rudal, Israel Balas Serang Pos Hamas di Gaza  

Tank milik Israel menyerang pos pemantau milik Hamas di Gaza, Senin, 24 Juli 2017, sebagai balasan atas tembakan rudal dari arah perbatasan Palestina.


Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

14 Mei 2017

Rencana proyek pelabuhan dan bandara milik Israel di atas sebuah pulau buatan di lepas pantai Jalur Gaza. Thewashingtonpost.com
Israel Akan Membangun Pulau Buatan di Gaza

Trump akan tiba di Yerusalem pada 22 Mei 2017 untuk membicarakan masalah perdamaian antara Israel dan Palestina.


Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

9 Mei 2017

Penanda jalan di Israel yang menggunakan tiga bahasa. wikipedia.org
Bahasa Arab Akan Dihapus dari Bahasa Resmi Israel  

Sejumlah menteri dalam kabinet Israel menyetujui RUU kontroversial yang akan menghapus status bahasa Arab sebagai bahasa resmi Israel.