TEMPO.CO, Kabul – Sedikitnya 27 orang tewas setelah sebuah tambang batu bara runtuh di Afganistan. Peristiwa tersebut terjadi Sabtu sore di Provinsi Samangan, Afganistan Utara, kata juru bicara gubernur Sediq Azizi, Minggu, 15 September 2013.
“Tim penyelamat menemukan 27 jenazah petambang, dan 22 orang lagi luka-luka,” kata Azizi. Kepala polisi setempat Akram Behzad mengatakan seluruh petambang yang terjebak telah berhasil diselamatkan.
Afganistan diperkirakan memiliki sumber daya mineral senilai US$ 1 triliun, namun perang dan situasi yang tidak stabil menjauhkan para investor.
Pemerintah berharap akan memperoleh pendapatan dari sektor pertambangan senilai US$ 4 miliar mulai tahun 2014, ketika sebagian besar pasukan Barat meninggalkan negeri itu. Tahun lalu, mereka hanya mendapatkan US$ 150 juta.
Menurut data Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, Pentagon tahun 2010, kekayaan alam utama Afganistan adalah bijih besi yang diperkirakan bernilai hampir US$ 421 miliar, dengan deposit tembaga bernilai US$ 273 miliar.
Masalah keamanan menjadi kendala utama eksplorasi pertambangan. Tahun lalu, China Metallurgical Group menghentikan operasi tambang tembaga Aynak senilai US$ 3 miliar di Provinsi Logar setelah mendapat serangan. Standar keselamatan juga sering tidak diperhatikan di pertambangan Afganistan. Beberapa pertambangan mempekerjakan pekerja berusia 10 tahun, meski pemerintah melarang pekerja anak.
REUTERS | NATALIA SANTI
Topik Terhangat
Penembakan Polisi | Edsus Sisca Yofie | Pencurian Artefak Museum | Jokowi Capres? | Miss World
Berita Terpopuler:
Miss Uzbekistan Ternyata Seorang Penipu?
Polisi Periksa Pelapor Casting Online Model Bugil
Tolak Miss World, FPI Akan Menyeberang ke Bali
Lagi, Polisi Ditembak di Depok
Gubernur BI: Jokowi Pengendali Inflasi Terbaik
Korban Tewas Kecelakaan Dul di Jagorawi Jadi 7