TEMPO.CO, Astana - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan Komite Keamanan Nasional Kazakhstan menandatangani perjanjian kerja sama penanggulangan terorisme. Nota kesepahaman itu diteken di Hotel Rixos President Astana, di Astana, Kazakhstan, Senin siang waktu setempat.
“Kerja sama ini meliputi program deradikalisasi, saling tukar-menukar informasi, dan pelatihan pemberantasan terorisme,” ujar Ansyaad Mbai, Kepala BNPT, kepada Tempo di sela-sela jamuan makan malam kenegaraan di Akorda, istana kepresidenan, Senin malam lalu, ketika rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijamu Presiden Nursultan Abishevich Nazarbayev.
Uniknya, menurut Anshad, bentuk ancaman terorisme kedua negara punya kemiripan. “Mereka di sini terancam gerakan kelompok Salafy, nama yang mirip dengan gerakan yang juga beroperasi di Indonesia,” kata Anshad. “Benar, Salafy termasuk yang terus kami awasi, selain kelompok teroris Chechnya, Kyrgistan, Irak, Syria, dan gerakan radikal lainnya dari negeri tetangga yang beroperasi di negeri kami,” ujar Mayor Jenderal Bilisbekov Nurgali, Ketua Komite Kemananan Nasional Kazakhstan, kepada Tempo yang kebetulan duduk satu meja dalam jamuan di gedung yang terletak di tepi Timur Sungai Esil.
Di ibu kota negeri bekas pecahan Uni Soviet yang merdeka pada 16 Desember 1991 itu, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk penanggulangan kejahatan pencucian uang, baik yang terkait terorisme maupun bukan. “Kami juga saling menginformasikan kalau kedua negara membutuhkan data terkait pencucian uang, meski sedang saya dalami perundang-undangan pencucian uang di sini,” kata Muhammad Yusuf, Kepala Pusat Pelaporan Transaksi Keuangan (PPATK), kepada Tempo, Senin malam lalu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan selama dua hari di Kazakhstan, negara terluas ke-6 di dunia dengan penduduk 17,5 juta jiwa yang mayoritas muslim ini. Presiden SBY bersama Ibu Negara Ani Yudhoyono, Menko Polhukkam Djoko Suyanto, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi dan rombongan, tiba Ahad malam waktu setempat, menaiki Garuda Airbus A-330-300.
Ini merupakan kunjungan balasan setelah Presiden Nursultan Nazarbayez melawat ke Jakarta pada April tahun lalu. Hari Selasa siang ini, Presiden SBY akan bertemu Perdana Menteri Serik Akhmetov dan para pengusaha kedua negara.
WAHYU MURYADI (Astana)
Topik terhangat: Jalan Soeharto | Siapa Sengman | Polwan Jelita | Lurah Lenteng Agung | Rupiah Loyo
Sengman Pernah Hadir ke Wisuda Anak SBY?
Ahok Datangi Paripurna, Fraksi PPP Walk Out
Pedagang Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi
Luthfi Tutupi Sosok Bunda Putri ke Pengacaranya