TEMPO.CO, Ankara - Pemerintah Turki memerintahkan warganya untuk meninggalkan Lebanon setelah dua pilot Turkish Airlines diculik pria bersenjata di Beirut.
“Penculikan terjadi sekitar pukul 3 pagi. Bus yang membawa awak Turkish Airlines dicegat, dua penumpangnya, yakni pilot dan ko-pilot diculik,” kata Menteri Dalam Negeri Lebanon, Marwan Charbel.
Kelompok militant yang sebelumnya tidak terkenal, Zuwar al Iman Reda, mengaku bertanggung jawab atas penculikan itu. Mereka menuntut pembebasan peziarah Syiah Lebanon yang diculik di Suriah tahun lalu.
Turkish Airlines dalam pernyataannya menyebut kedua pilot adalah warga negara Turki bernama Murat Agca dan Murat Akpinar.
Duta Besar Turki untuk Lebanon, Inan Ozyildiz, kepada kantor berita Anatolia mengatakan pilot menerbangkan pesawat dari Istanbul ke Beirut dan sedang dalam perjalanan menuju hotel ketika penculikan terjadi. Tujuh penumpang lain dalam bus adalah para pramugari.
“Supir dan pramugari dipaksa keluar dari bus, pilot dan ko-pilot diculik,” kata Ozyildiz.
Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu dalam akun Twitternya mengatakan segala upaya akan dikerahkan untuk mengamankan pembebasan para pilot. Presiden Turki Abdullah Gul langsung menelepon Presiden Lebanon Michel Suleiman.
Pemerintah Turki memperingatkan warganya untuk tidak pergi ke Lebanon dan meminta agar mereka yang ada di sana untuk segera pulang.
Tahun lalu dua warga Turki diculik di Lebanon, menyusul penyergapan 11 Muslim Syiah Lebanon di Provinsi Aleppo. Dua di antaranya telah dibebaskan. Mereka dilaporkan ditahan oleh kelompok pemberontak Brigade Badai Utara (Asifar al Shamal). Peziarah Syiah diculik saat akan kembali dari perjalanan ke Iran. Wakil keluarga Syiah yang diculik membantah keterlibatan mereka dalam penculikan pilot Turki.
AL JAZEERA | NATALIA SANTI