TEMPO.CO, Bengal Barat– Angka kematian bayi di India menjadi sorotan, menyusul meningkatnya jumlah kematian bayi yang baru lahir. Ini terjadi karena buruknya pelayanan kesehatan anak.
“Banyak pasien anak disarankan untuk pindah ke rumah sakit lain karena minimnya fasilitas dan pelayanan dalam suatu rumah sakit,” ujar Sibu Mahato, kerabat dari salah satu bayi yang meninggal di rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah kepada Channel News Asia, 23 Juni 2013.
Menurut laporan pejabat setempat, sedikitnya ada 10 bayi yang meninggal hanya dalam waktu empat hari. Sementara pada bulan Mei lalu, 9 bayi meninggal hanya dalam waktu 48 jam. Kesembilan bayi ini meninggal di rumah sakit yang berbeda pada provinsi yang sama. Dan semua rumah sakit ini, dikelola oleh pemerintah.
“Fasilitas di sini sangat menyedihkan. Bahkan, dokter jarang terlihat berada di rumah sakit. Kami ingin fasilitas yang lebih baik,” tutur Sarbani Das, ibu dari salah satu pasien anak.
Ini menjadi tugas berat India untuk mengurangi angka kematian bayi. Menurut sebuah studi PBB, dari 1.000 kelahiran di India, 32 bayi akhirnya meninggal. Banyak yang mengaitkan masalah ini dengan minimnya anggaran kesehatan yang dimiliki India.
Meskipun India berhasil menyelamatkan hidup bayi yang baru lahir, pada kenyataannya mereka tidak mampu memberikan perawatan yang tepat pasca-kelahiran tersebut. Saat ini, kekurangan gizi merupakan penyebab utama kematian pada anak India yang berusia di bawah lima tahun.
Sementara itu, pihak berwenang India mengatakan bahwa masalah ini terjadi lebih karena masalah sosial ketimbang masalah medis.
Biswaranjan Satpathi, Direktur Pelayanan Kesehatan Bengal Barat mengatakan, “Jika bayi dibawa ke Unit Khusus Kesehatan Perawatan Bayi dengan segera maka angka kematian bayi dapat dikendalikan. Masalahnya, ketika dibawa, berat badan lahir bayi begitu rendah sehingga sulit untuk ditangani.” Minimnya berat bayi ini disebabkan pernikahan dini yang terjadi pada wanita India. Pernikahan dini turut menyebabkan kelahiran dini. Rahim wanita muda, dianggap belum siap untuk mengandung.
Kondisi suram ini terjadi di desa dan daerah-daerah terpencil yang jauh dari pusat kota India. Jika India tidak bergerak cepat dengan memberikan perhatian khusus dalam menjaga kesehatan, gizi, air bersih, sanitasi, dan keamanan pangan warganya maka ratapan ibu yang kehilangan bayinya akan terus bergema di India. Namun, semua ini perlu didukung oleh sumber daya yang cukup, skema yang tepat, dan pendanaan yang besar. Kesemua hal itu, bukanlah hal yang mudah dilakukan di India, seperti halnya di Indonesia.
CHANNEL NEWS ASIA | ANINGTIAS JATMIKA
Topik terhangat:
Ridwan Kamil | Razia Bobotoh Persib | Puncak HUT Jakarta | Penyaluran BLSM
Berita lainnya:
Hitung Cepat, Ridwan Kamil Jadi Wali Kota Bandung
Menang Pilkada Bandung, PKS: Masih Dipercaya Warga
Ini Sikap Persib Soal Penyerangan Bus Mereka
Farhat Abbas Kicau Foto Cium Bastian Coboy Junior