TEMPO.CO, Singapura – Pemerintah Singapura mulai resah dengan kabut asap kiriman Indonesia yang diprediksi akan berlangsung lama. Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Singapura, Vivian Balakrishnan mengatakan, Singapura akan bersikap keras pada pertemuan darurat dengan Indonesia, Kamis, 20 Juni 2013.
“Dalam akun Facebook-nya, Balakrishnan mengatakan, tidak ada satu negara atau korporasi apapun yang memiliki hak untuk mencemari udara dengan mengorbankan kesehatan dan kesejahteraan warga Singapura,” tulis Channel News Asia, Kamis, 20 Juni 2013.
Kondisi kabut asap di Singapura yang telah terjadi sejak minggu lalu merupakan keadaan terparah yang pernah melanda Singapura. Pencemaran udara meningkat menjadi status ‘sangat berbahaya’. Keadaan ini tentu saja melumpuhkan aktivitas warga setempat. Sekolah dan perkantoran terancam diliburkan.
Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA) mengatakan 173 titik api terdeteksi di Sumatera pada hari Rabu dan 187 terdeteksi pada hari Selasa. Mereka menyatakan, angin dan cuaca akan tetap konstan sehingga kabut akan bertahan lama.
NEA juga akan mengungkapkan lokasi titik api lewat gambar dengan resolusi tinggi. Ini akan membantu Indonesia untuk mengindentifikasi perusahaan-perusahaan yang bertanggung jawab dalam masalah ini. Singapura berharap, pemerintah Indonesia dapat menindak tegas oknum yang merugikan si negara tetangga.
CHANNEL SEWS ASIA | ANINGTIAS JATMIKA
Terhangat:
EDSUS HUT Jakarta | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Baca juga:
Sidang Perdana Kasus Cebongan Kamis Ini
Kalapas Cebongan: Pasti Ada Tekanan Psikis Berat
Kasus Cebongan, LPSK Gandeng 16 Psikolog
Kasus Cebongan, LPSK Umuman Kondisi Saksi